Eksplor Gunung Kidul-Pacitan V: Grojogan Duwur dan Air Terjun Kedung Kandang


11. Grojogan Duwur
Bersamaan dengan kunjungan ke Pantai Kasap dan Pantai Watu Karung di hari Sabtu, 19 Agustus 2017, saya dan Revan mengunjungi Grojogan Duwur. Dari Pantai Klayar ke air terjun (grojogan) ini  ini ditempuh hampir 1 jam termasuk trekking.
Awalnya kami sempat nyasar hingga ke arah Pantai Watu Karung/Pantai Kasap, tapi setalah bertanya-Tanya ke penduduk sekitar akhirnya kami menemukan air terjun ini.
Pokoknya cari saja kantor kepala desa, Desa Candi. Kalau dari Pantai Klayar ke arah kota Pacitan, nanti bertemu pertigaan ke kanan ke Pantai Watu Karung dan ke kiri ke arah kota. Nanti begitu bertemu kantor kepala desa, ambil jalur kiri. Jalur ini memasuki perkebunan dengan suasanya sejuk. Di pertigaan ambil kiri, kira-kira 200m bertemu persawahan, nah di sini kami parkir motor. Meskipun tidak ada yang jaga, dan sangat sepi penduduk, parkir di sini aman.
Dari parkir, kami menyusuri jalan setapak dimana di kiri kanan terdapat terasering sawah dan di tengahnya mengalir sungai kecil yang menjadi aliran ke Grojogan Duwur. Melihat persawahan yang membentang hijau ini menjadi nuansa tersendiri karena 3 hari di sini baru kami melihat sawah. Di pinggir-pinggir sawah, berbatasan dengan perkebunan kelapa atau hutan.
View sawah di perjalanan menuju air terjun
View sawah di perjalanan menuju air terjun
View sawah di perjalanan menuju air terjun
Terus menyusuri pinggir sungai, yang sesekali terlihat biawak yang mengintip di bawah batu sungai. Berjalan sekitar 300m, kemudian kami menemukan tebing. Untuk turun ke bawah disiapkan tangga dari bambu. Bergantian saya dan Revan turun ke bawah. Di kanan sudah terlihat air sebagian terjun.
Sampai di bawah kamipun menuju ke sungai. Sampai di sungai kami sudah persis berada di depan air terjun.
Air terjun ini terlihat sangat istimewa walaupun tidak terlalu tinggi. Tinggi air terjun sekitar 5m, tiak hanya satu, air terjunnya membentuk beberapa aliran di sepanjang tebing. Air yang jatuh ke bawah membentuk kolam yang sangat jernih dan berwarna hijau.
bebatuan di sungai ini sangat mirip seperti bebatuan di air terjun-air terjun di daerah Gunung Kidul yang seperti kapur dan tahan erosi.
Grojogan Duwur
Grojogan Duwur
Grojogan Duwur
Air terjun juga dihiasi oleh sebatang pohon yang besar seperti beringin dan di di bawah air terjun utama terlihat seperti ada goa. Dengan suasana yang lumayan ''mistis" dan pengunjungnya juga cuman kami berdua, kami tidak bermain air atau berenang seperti di banyak air terjun yang kami kunjungi.
Setelah mengambil beberapa foto, selanjutnya kami kembali dan melanjutkan perjalanan menuju Pantai Kasap dan Pantai Watu Karung. Jadi buat kalian yang berkunjung ke Pacitan, tidak salahnya mengunjungi air terjun ini, memberikan nuansa lain liburan  di Pacitan yang terkenal dengan goa-goa dan pantainya yang eksotis. Dan jangan lupa supaya jangan membuang sampah sembarangan.

12. Air Tejun Kedung Kandang
Air terjun ini berada di Gunung Kidul-Jogjakarta. Sebenarnya kami dulu berencana mengunjungi air terjun ini di trip sebelumnya ketika mengunjungi Gunung Api Purba Nglanggeran, tapi batal dan diganti ke Air Terjun Sri Gethuk.
Mengunjungi air terjun ini sekaligus menjadi tujuan penutup untuk trip kali ini.
Masih berada satu desa dengan Gunung Api Purba yaitu Desa Nglanggeran, menuju ke lokasi ini tidaklah terlalu sulit. Cukup mengikuti arah ke Gunung Api Purba, beberapa ratus meter sebelum loket masuk Gunung Api, terdapat pertigaan. Di pertigaan ini ada petunjuk arah, kita ambil ke kanan. Kira-kira 20 menit kita menemukan rumah warga yang dijadikan ruang parkir.
Hari itu cuman ada kami berdua sebagai pengunjung. Setelah parkir kemudian mengikuti jalan setapak. Jalan ini juga dipakai para petani menuju sawah dan lading mereka. Ada petunjuk-petunjuk arah yang disiapkan warga, tapi kami juga bertanya kepada petani yang kami temui.
Tiba dibibir jurang, terlihat sebuah saung tempat pengunjung menikmati lembah dan perbukitan di kejauhan. Terlihat papan peringatan agar pengunjung tidak terlalu dekat dengan bibir jurang.
 
Terlihat terasering sawah yang menghijau. Terasering ini dibuat diantara bebatuan gunung purba. Tidak seperti di Bali atau Bogor atau daerah lain yang berupa tanah merah, ini menunjukkan betapa giatnya petani disini, tidak menyerah dengan keadaan alam.
Kami turun melewati pematang-pematang sawah yang didominasi oleh bebatuan. Berada di lembah, terasering ini unik dan indah yang jarang ditemui.
Walau petani yang kami temui mengatakan bahwa saat itu air terjunnya kering. Kami malah jadi penasaran ingin membuktikannya. Hingga sampai di bawah lembah, terlihat satu warung dengang toiletnya kosong. Juga tidak terlihat aliran sungai, hanya bebatuan yang menunjukkan bahawa ini adalah aliran sungai. Ya benar... kering.
 
 
Melewati batu-batu sungai kamipun sampai ke lokasi air terjun. Hanya terlihat genangan air dikolam-kolam di bawah tebing-tebing batu. Terlihat jejak-jejak air di tebing bertingkat. Saya bisa membayangkan seandainya kami ke sini ketika musim penghujan, pastilah cantik sekali.
Untuk mengabadikan momen di sini, kami mengambil beberapa foto. Mengikuti jalan setapak ke arah yang berbeda, kami memutuskan kembali. Di atas kami istirahat sejenak, melihat kejauhan petani yang sedang bekerja di sawah. Yah meskipun sedikit kecewa, tapi kami sudah berusaha dan pemandangan sawahnya menggantikan rasa kecewa tersebut. Sebagai tambahan, pada saat itu tidak ada biaya masuk ataupun parkir, karena kata penjaganya, tidak dipungut biaya karena air terjunnya kering.
Terasering di sekitar air terjun
Terasering di sekitar air terjun

Terasering di sekitar air terjun
Terasering di sekitar air terjun
 
Setelah dari air terjun ini, kami melanjutkan perjalanan ke Jogja untuk kembali ke Jakarta/Bogor dengan penerbangan malam.


Baca juga link terkait:

Komentar

Posting Komentar

Leave you message here...!!!
Tinggalkan komentar Anda di sini...!!!!

Postingan populer dari blog ini

Selabintana Juga Punya Curug Cibeureum..... !!!

Wisata Tenjolaya-Bogor Part X: Curug Ciseeng

Eksplor Solok Selatan Bagian 4: Kebun Teh Alahan Panjang, Mesjid Tuo Kayu Jao dan Danau Di Ateh (Danau Kembar)