Dari Coban Tundo dan Coban Pendowo kami melanjutkan perjalanan menuju Tumpak Sewu yang tidak jauh dari
perbatasan Lumajang dan Malang. Mengikuti Google Maps kami melewati dan
memasuki jalan-jalan desa yag tidak tahu entah dimana hahahaha. Begitu memasuki
jalan raya propinsi akhirnya kamipun lega, han ya saja sepanjang jalan susah
ditemukan rumah makan. Berjarak sekitar 45 menit sebelum tujuan akhirnya kami
menemukan warung makan. Saya, Revan dan Kusti menikmati makan siang yang sudah
terlambat ini.
Melanjutkan perjalanan,
sebenarnya di sisa 45 menit perjalanan ini kalau kita melihat di peta banyak
terdapat air terjun. Kami hanya melihat spanduk/papan petunjuk untuk Coban
Srengenge dan Coban Ciblungan.
Sebelum perbatasan Lumajang-Malang kita akan
melewati seuah jembatan dengan air sungai yang berwarna kecoklatan karena
kegiatan penambangan pasir. Sungai ini juga merupakan aliran lahar dingin
Gunung Semeru. Nah kalau kita melihat foto Tumpak Sewu yang persis berada tidak
jauh dari jembatan ini, akan terlihat satu aliran air yang berwarna coklat.
Sementara air terjun yang lain nya berasal dari mata air yang keluar dari celah
bebatuan.
Melewati perbatasan, kami sampai
di gerbang utama Tumpak Sewu. Kami mendapatkan penginapan di rumah warga tidak
jauh dari gerbang ini. Tarif menginap semalam Rp. 50.000/orang. Karena bertiga,
kami menempati 2 kamar.
Seperti cuaca di dataran tinggi
pada umumnya, mulai sore terlihat kabut dan hujan rintik-rintik. Dan tentu saja
kalau malam cuaca nya sangat dingin, dan terbayang kan kalau kita kesana di
musim hujan?. Nah, lagi-lagi di sini susah mencari rumah makan, mengingat
tempat ini adalah tujuan wisata yang ramai. Malam itu kami hanya makan baso!!.
Pagi-pagi gerimis. Berjalan kaki
kami menuju ke Tumpak Sewu yang hanya berjarak sekitar 100m. Ini adalah gerbang
utama. Untuk menuju Tumpak Sewu 2 gerbang lain yaitu via Malang dan satu lagi
via Goa Tetes. Gerbang utama ini terkenal dengan Panorama, yaitu view Tumpak
Sewu dari atas. Untuk memasuki gerbang ini kita harus membayar Rp.
10.000/orang. Jarak dari gerbang ke spot foto sekitar 200m, melewati jalan
setapak menurun yang kiri kanannya adalah kebun Salak, ya kebun salak
everywhere hahahaha.
|
Gerbang utama Tumpak Sewu
|
|
Trek menuju Panorama Tumpak Sewu |
Sampai di spot foto, yang berada
di pinggir tebing, terlihat Tumpak Sewu yang sedang berkabut. Kabut yang muncul
seiring naiknya suhu. Tidak terlihat Gunung Semeru, hanya langit yang berwarna abu-abu. Butuh waktu sangat lama untuk
mengambi foto Tumpak Sewu tanpa kabut pagi.
Meskipun masih pagi, pengunjung
sudah berdatangan. Jam sudah menunjukkan jam 8.30, dan masih gerimis. Rencana
kami untuk turun ke bawah akhirnya kami batalkan karena pastilah tangga dan
jalan setapak ke bawah jadi licin sementara dalam kondisi biasa saja sudah
ekstrim.
|
Tumpak Sewu yang sedang berkabut |
|
Tumpak Sewu yang sedang berkabut |
|
Tumpak Sewu yang sedang berkabut |
|
Tumpak Sewu yang sedang berkabut |
Kembali ke penginapan,
menggunakan motor, kami menuju gerbang Goa Tetes yang berjarak sekitar 300m
dari penginapan. Di sini tarif parkirnya Rp. 5.000 dan tiket masuk Rp.
5.000/orang. Nah, dibandingkan gerbang lainnya, di sini kondisi jalannya tidak
terlalu ekstrim meski menurut saya sudah ekstrim hahahaha. Juga jalan di sini
dari gerbang ke Goa Tetes sudah berupa tangga-tangga semen yang sudah tidak
utuh. Hanya saja jalurnya lebih jauh tentunya, sekitar 500m.
|
Trek menuju Goa Tetes |
|
Trek menuju Goa Tetes |
|
Trek menuju Goa Tetes |
Setelah memutar sisi bukit,
sampailah di Goa Tetes yang terlihat dari atas berupa air terjun kecil-kecil
yang melewati bebatuan yang berwarna kecoklatan. Di sisi atas terlihat Goa yang
sisi-sisi bebatuannya di jatuhi air. goa ini berada di sisi bukit jadi kita
belum sampai di bawah lembah. Semakin mendekati goa ini, semakin terlihat
keindahannya. Air terjun yang tadinya kelihatan kecil, terlihat besar. Yang
lebih menakjubkan lagi, air terjun ini keluar kemelewati bebatuan sehingga
airnya sangat jernih dan dingin. Karena berada di sisi tebing, kita harus
sangat hati-hati melangkah meskipun bebatuannya tidak terlalu licin.
|
Goa Tets |
|
Goa Tetes |
|
Goa Tetes |
|
Goa Tetes |
|
Goa Tetes |
|
Udang di area Goa Tetes |
Di sini kiri adalah bagian
favorit saya, karena di sini terdapat air terjun yang debitnya paling besar
dengan bebatuan yang tidak kalah eksotik.
|
Sisi lain Goa Tetes |
|
Sisi lain Goa Tetes |
|
Sisi lain Goa Tetes |
|
Sisi lain Goa Tetes |
|
Sisi lain Goa Tetes |
Dari Goa Tetes selanjutnya kami
melewati trek yang ekstrim. Melewati jalur air dan selanjutnya menurun hingga
melewati jalur yang hanya bisa dilewati dengan berpegang pada tali tambang yang
disiapkan.
|
Menuju Coban Sewu |
|
Menuju Coban Sewu |
|
Menuju Coban Sewu |
|
Menuju Coban Sewu |
Sampai di bawah bearti kita sampai
di Coban Sewu. Berbeda aliran dengan Goa Tetes, Coban Sewu ini sangat
spektakuler. Mempunyai ketinggian lebih dari 50 meter dan mempunyai banyak air
terjun sesuai namanya Coban Sewu (sewu=seribu). Melewati tebing bukit degan
debit air besar dan deras kemudian membentuk kolam-kolam. Di sini kami
menghabiskan waktu banyak berenang dan melepas lelah setelah perjalanan
sepulang dari Tumpak Sewu. Airnya sangat jernih dan menyegarkan, dan membuat
siapapun ingin berlama-lama di sini.
|
Coban Sewu |
|
Coban Sewu |
|
Coban Sewu |
Dari Coban Sewu kami menuju Tumpak
Sewu. Nah kedua air terjun ini mempunyai arti yang sama, yaitu Air Terjun
Seribu karena mempunyai banyak air terjun dalam satu lokasi. Melewati lembah
dengan tebing-tebing yang menakjubkan yang membuat kita merasa sangat kecil,
menuyusuri pinggir sungai dengan pasir gunung dan air yang berwarna coklat
(seperti yang saya jelaskan sebelumnya karena ada satu aliran yang dipakai
untuk penambangan pasir).
|
Trek menuju Tumpak Sewu |
|
Trek menuju Tumpak Sewu |
Berjalan sekitar 500m akhirnya
kami sampai di area Tumpak Sewu. Menakjubkan, spektakuler, amazing..... mungkin
itu kata-kata yang terucap pertama kali melihat air terjun ini dari dekat
karena tidak ada lagi kata-kata yang bisa menggambarkan keindahannya. Oh iya,
di tengah perjalanan kita harus melewati pos penjagaan, di sini kita harus
membayar tiket Rp. 10.000/orang.
|
Tumpak Sewu di balik tebing |
Air terjun yang tingginya sekitar
120m dengan banyak sumber, mengelilingi tebing batu membentuk melingkar. Hanya
satu air terjun yang bersumber dari aliran sungai yang berwarna coklat,
selebihnya air tejun keluar melalui celah-celah bebatuan sehingga kelihatan
sangat unik. Air terjun yang keluar dari bebatuan ini sangat jernih, hanya saja
bercampur dengan aliran dari sungai yang berwarna coklat sehingga aliran sungai
selanjutnya berwarna coklat. Sungai ini akan berwarna jernh di saat-saat tertentu
jika tidak ada aktifitas penambangan misalnya disaat libur lebaran.
|
Tumpak Sewu |
|
Tumpak Sewu |
|
Tumpak Sewu |
|
Tumpak Sewu |
Karena tingginya air terjun dan
debit yang besar sehingga menimbulkan tampias yang menyebabkan lembah
seolah-olah berkabut. Karena selalu basah, bebatuan di sini sangat licin dan
menyebabkan lumpur.
|
Tumpak Sewu |
|
Tumpak Sewu |
Untuk mengambil angle lain, ada
batu besar yang bisa dinaiki, hanya saja harus berhati-hati. Memang agak susah
mengambil foto yang bersih di sini karena tampias menyebabkan kamera basah. Tapi
tidak masalah, sudah melihat langsung air terjun ini kami sudah bersyukur.
Setelah puas menikmati air terjun
ini dari dekat. Kami kembali menyusuri sungai, di tengah lembah. Di sisi kiri
kami melihat beberapa bule melewati tangga yang seolah-olah menggantung di
tebing yang tegak lurus. Ini adalah pintu dari Malang, sebaliknya adalah pintu
dari Panorama (gerbang utama). Selanjutnya kami berhenti di Coban Sewu untuk
berenang, selanjutnya melewati Goa Tetes. Di tengah jalan menuju parkiran kami
sempat istirahat di saung yang tadinya belum di buka. Tidak banyak pengunjung
hari ini.
|
Berenang di Coban Sewu |
|
Berenang di aliran coban |
Sebelum tengah hari, kami
meninggalkan penginapan menuju Malang.
Baca juga link terkait:
- Coban Ciblungan dan Coban Talun
bang ada kontak penginapan daerah tumpak sewu ga? terima kasih
BalasHapusWah saya gak punya, minggu lalu kesana lagi juga sama, go shows aja
HapusMau nanya, itu pas dari goa tetes - coban sewu - tumpak Sewu kok ga naik langsung ke gerbang pos yg dari Lumajang? Malah balik lagi ke goa tetes, apa engga ada jalan keatasnya yah dari klo dari lumajang,
BalasHapusKira kira berapa jam kemarin bang dari atas kebawah balik lagi keatasnya
Terimakasih infonya
Kalo naik langsung itu pakai tangga ekstrim naim tebing tegak lurus. Gak ada trekkingnya dong, gak ketemu air terjun dan pemandangan🤣
HapusKalo naik lewat tangga bisa aja... tapi mendingan jauh muter bisa berenang dan main air.
Kalo lamanya saya lupa karena lama main air nya
kalau dari kota lumajang ke lokasi, apa jalannya sudah bagus? soalnya pengen kesana, tp khawatir motor mogok dijalan atau ga kuat nanjak
BalasHapusJalannya dari dulu bagus. Barusan balik yg ke tiga kalinya tanggal 25 Jan. 2020
Hapus