Desa Wisata Ciasihan Bagian 6: Curug Kembar dan Curug Walet
Curug Geblug
Dari Curug Geblug, kami melanjutkan perjalanan ke Curug Kembar. Susur sungai hingga mencapai Curug Ketjeh 1 ada dua pilihan. Naik lagi menyusuri trek awal hingga pertigaan kemudian turun lagi ke Curug Kembar atau susur sungai. Kami memilih susur sungai karena treknya lebih pendek.
Sampai di Curug Kembar, terlihat
area sekitarnya sudah dirapihkan dan terlihat juga akses baru dari Gunung
Bunder menuju Curug Geblug. Curug Kembar ini mengalir jatuh dari tebing bukit
yang ada di seberang. Terdapat 2 curug sehingga disebut Curug Kembar. Meskipun tinggi
tapi sayang debit airnya tidak terllau besar. Berbeda dengan foto yang
diperlihatkan oleh guide kami ketika debit airnya besar.
Berbeda dengan air sungai yang
sudah mengandung sulfur, air yang jatuh dari Curug Kembar terasa sangat dingin dan
bisa diminum.
Di aliran bawah terdapat pohon
besar yang sudah roboh. Akibat arus air yang melewatinya, terbentuk semacam
seluncuran, dimana air sungai mengalir melewati batang pohon tersebut. Unik…
!!!. Hati-hati buat yang tidak bisa berenang karena kolam di bawah pohon ini
sangat dalam.
Sepanjang jalan pulang, kami
mapir di mata air untuk sekedar melepas dahaga, dan lagi-lagi, makan tebu telor
untuk mengganjal perut.
Curug Walet
Singkat cerita kami sampai di
gerbang Curug Walet, sudah sore, hampir jam 4. Karena sudah sampai di sini
tidak ada salahnya mampir sebentar supaya tidak penasaran. Sudah tidak terlihat
pengunjung ataupun penjaga di loket Curug Walet. Oke, kami berempat plus Asep
menuju Curug Walet.
Dari Curug Kanteh Payung kita
masih harus susur sungai sekitar 15 menit. Suasana di lembah ini begitu senyap
dan temaram ditambah lagi karena sudah sore.
Begitu sampai di Curug Walet
terlihat pemandangan yang begitu menakjubkan. Terlihat air terjun yang jatuh
melewati tebing-tebing dan membentuk 3 undakan. Di undakan bawah terlihat kolam
yang begitu bening berwarna hijau tosca.
Untuk mencapai undakan atas, kita
harus naik melewati tangga hingga mencapai undakan 2. Terdapat curug yang lebih
kecil dari undakan 3. Terdapat juga kolam di bawah curug kedua ini yang tak
kalah bagusnya dengan curug di bawah.
Untuk mencapai curug yang paling
atas, kita harus memanjat bebatuan yang berwarna hijau karena ditumbuhi lumut.
Begitu sampai atas, terlihatlah curug utama yang sangat menakjubkan. Meski mempunyai
tinggi yang tak lebih dari 10 meter, tapi curug ini istimewa karena berada di
ketinggian dengan air yang sangat jernih dan dihiasi bebatuan berlumut hijau,
laksana lukisan alam.
Kalau masih pagi atau siang ingin
rasanya berenang di curug ini, tapi jam sudah menujukkan hampir jam 5 sore, dan kami harus segera kembali.
- Curug Kiara
- Curug Cikuluwung Herang dan Curug Emas
- Curug Saderi, Curug Batu Sirep/Curug Batu Alam, Curug Kembar/Curug Tebing dan Curug Hordeng
- Curug Saderi dan Curug Cimanglid
- Curug Cikawah dan Curug Gleweran
Dari Curug Geblug, kami melanjutkan perjalanan ke Curug Kembar. Susur sungai hingga mencapai Curug Ketjeh 1 ada dua pilihan. Naik lagi menyusuri trek awal hingga pertigaan kemudian turun lagi ke Curug Kembar atau susur sungai. Kami memilih susur sungai karena treknya lebih pendek.
Kurang dari 200m susur sungai
kemudian kami sampai ke sebuah leuwi yang airnya dalam dan tenang. Untuk melewatinya
kita harus berenang, tapi di sisi tebing sebelah kiri ada jalan setapak setapak
dan harus memanjatnya. Sampai di atas kita akan bertemu area landai, jadi bisa
jalan santai tapi ingat di bagian kiri adalah tebing dimana dibawahnya adalah
sungai dari aliran Curug Geblug.
Ketemu leuwi yang cantik |
Jalur ke atas di sisi leuwi |
Curug Kembar |
Curug Kembar |
Curug Kembar |
Sungai yang mengalir di area
curug sangat unik, di kelilingi oleh tebing dan membentuk lembah/ngarai. Untuk turun
ke bawahnya, kami mengambil sisi kanan. Hati-hati karena kalau terpelesat bisa
fatal karena di bawah banyak bebatuan. Melewati sedikit leuwi yang lumayan
dalam, kami sampai di tengah ngarai mini. Di sini kita bisa perosotan di
bebatuannya dan dibantu oleh arus yang lumayan deras. Juga ada kolam-kolam yang
bisa dipakai untuk berenang dan bermain air.
Berenang di aliran sungai |
Curug Kembar |
Curug Kembar |
Curug Kembar |
Berenang di aliran sungai |
Di bawah Curug Kembar |
Ngarai mini |
Ngarai mini |
Ngarai mini |
Seluncuran di batang pohon |
Seluncuran di batang pohon |
Sudah jam 2.30, kamipun harus
melanjutkan perjalanan karena kalau sudah main air pasti jadi lupa waktu. Trek balik,
kami menyusuri sungai lagi. Menuju ke arah hulu sekitar 100-meter bertemu denga
curug yang lumayan besar melewati bebatuan besar. Kami menyebutnya Curug Ketjeh
2 hahahaha. Dari curug ini kami naik bukit, melewati setapak dengan sesekali
menebas semak karena menghalangi jalan.
Curug Ketjeh 2 |
|
Trek pulang dari Curug Kembar |
Trek pulang dari Curug Kembar |
Trek pulang dari Curug Kembar |
Trek pulang dari Curug Kembar |
Menikmati air dari alam |
Menikmati air dari alam |
Tebu Telor |
Gerbang Curug Walet |
Oh iya, tadinya saya pikir ke
Curug Walet sama seperti ke Curug Kiara, karena berada persis di bawahnya. Tapi
ternyata berbeda hahahaha. Setelah menuruni tangga kemudian menyusuri setapak
yang berbelok di sisi tebing hingga mencapai sungai.
Trek awal menuju Curug Walet |
Trek awal menuju Curug Walet |
Trek awal menuju Curug Walet |
Trek awal menuju Curug Walet |
Di bawah kita harus melewati
jembatan kayu untuk mencapai seberang. Tidak jauh dari jembatan terlihat curug
kecil yang dinamakan Curug Kanteh Payung.
Menyeberangi sungai |
Curug Kanteh Payung |
Curug Kanteh Payung |
Trek dari Curug Kanteh Payung ke Curug Geblug |
Trek dari Curug Kanteh Payung ke Curug Geblug |
Trek dari Curug Kanteh Payung ke Curug Geblug |
Curug Walet |
Curug Walet |
Curug Walet with Noey dan Revan |
Curug Walet tingkat 3 |
Curug Walet tingkat 3 |
Curug Walet tingkat 2 |
Curug Walet tingkat 2 |
2 kolam yang terlihat dari atas |
Curug Walet tingkat 1 |
Curug Walet tingkat 1 |
Curug Walet tingkat 1 |
Sampai di rumah Asep sudah Magrib,
ganti pakaian, dan sholat. Di sini kita bisa pesan makan dan minum juga. Jam 6.30
kami meninggalkan kampung Riana, menembus dinginnya malam.
Bonus sunset |
Baca juga:
- Curug Batu Ampar, Curug Batu Susun dan Curug Bidadari - Curug Kiara
- Curug Cikuluwung Herang dan Curug Emas
- Curug Saderi, Curug Batu Sirep/Curug Batu Alam, Curug Kembar/Curug Tebing dan Curug Hordeng
- Curug Saderi dan Curug Cimanglid
- Curug Cikawah dan Curug Gleweran
Komentar
Posting Komentar
Leave you message here...!!!
Tinggalkan komentar Anda di sini...!!!!