Wisata Bandung III: Terminal Wisata Grafika Cikole dan Tangkuban Perahu
Selasa, 13.12.2016
Bangun pagi, cuaca agak mendung.
Kami jalan keluar, rencana sih cari sarapan, ternyata belum ada warung makan
yang buka, ya iyalah baru jam 6 pagi hehehe.
Berjalan ke atas, terlihat view
pedesaan dengan kebun sayur dan perbukitan. Kami berhendti sebentar untuk
mengambil foto.
Dapat info dari pemilik warung
tempat kami beli air mineral bahwa Grafika Cikole buka sekitar jam 8-an. Jadi
kami tidak perlu buru-buru ke sana, woles aja…..
Setelah mandi (gak pake air
hangat), kami berangkat sekitar jam 8.20. Karena jaraknya sangat deket palingan
5 menit udah sampai. Awalnya kami parkir di dekat bus-bus wisata (kayak
terminal gitu….) kemudian ke loket untuk membeli karcis masuk seharga Rp.
15.000/orang. Karena kami parkir di area buat bis, mobilpun dipindah ke parkir
buat mobil pribadi di area kiri.
Oh iya, tiket yang ada bisa kita
tukar dengan free naik flying fox sekali jalan atau masuk kebun strawberry. Kami
memutuskan buat naik flying fox dan masuk kebun strawberry nya tinggal dibayar.
Terminal Wisata Grafika Cikole
terlihat sangat tertata rapi dan terintegrasi. Sangat cocok sekali buat liburan
keluarga, dan gathering. Banyak fasilitas yang ditawarkan, mulai dari
penginapan, area bermain seperti shaking bridge, flying fox etc, juga ada
penangkaran jalak bali, kebun strawberry sampai camping ground.
Kontur tanahnya mengikuti kontur
perbukitan dan berada di hutan pinus serta view perbukitan.
Okeh… kami pun mencari
rumah-rumah yang menjadi icon tempat wisata ini. Tadinya mau menginap disini,
kirain tarifnya sekitar Rp. 600.000 tapi ternyata Rp. 920.000, batal deh…..
Kami pun mulai mengitari area ini
yang lumayan luas ini. Terlihat ada pembangunan cottage-cottage baru di area
atas. Juga terlihat cottage-cottage yang sepertinya juga baru selesai. Dan gak usah takut, di sini juga tersedia toilet yang menyatu dengan alam dan dirawat...
Berkeliling ke atas sampailah kami ke kebun strawberry yang juga lokasi awal
untuk naik flying fox. Kami memutuskan untuk masuk kebun strawberry terlebih
dahulu. Tiket masuknya murah cuman Rp. 5.000 bonus segelas kecil jus
strawberry.. Tapi sayang saat itu strawberry nya belum siap panen jadi buahnya
masih berwarna hijau-hijau.
Masih di kebun strawberry juga
ada kandang rusa yang dikelilingi pagar kawat. Revan membeli umpan (wortel)
seharga Rp. 5.000.
Sampe
di ujung sekaligus kami turun untuk melanjutkan perjalanan ke Tangkuban Perahu.
Saat itu jam sudah menunjukkan pukul 9.50.
Perjalanan ke Tangkuban Perahu cuman
5 menit ke loket pembelian tiket. Harga tiket Rp. 20.000/orang dan mobil Rp.
25.000. Dari loket ke parkiran di sekitar kawah bisa ditempuh kurang dari 10
menit. Karena jalannya yang naik dan berbelok-belok kita harus hati-hati gak usah
ngebut-ngebut. Kalau kita kaca mobil tercium bau sulfur menandakan area kawah
sudah deket. Sampai di atas sudah banyak sekali pengunjung (padahal bukan hari
libur loh…). Kami pun parkir di area terdekat. Kawasan wisata ini sudah sangat
tertata dengang baik, rapi dan bersih. Pinggir-pinggir tebing dipagar sebagai
penanda buat pengunjung agar tidak terlalu mendekati pinggir kawah. Area foto
dengan spot yang terbagus sudah disediakan.
Kalo kalian pngen naik kuda,
disini juga disediakan loh, tapi saya kurang tau biayanya hehehe….
Juga kalo
lapar gak perlu bingung, banyak pilihan makanan disini. Cindera mata? Banyak
bangettt….
Kami beli makanan buat ganjal
perut, sosis bakar yang besar Rp. 10.000, uli bakar Rp. 10.000 dan tahu lembang
goreang 3 biji Rp. 10.000. Nah kalo kalian suka goreng pisang juga ada, 1
pisang utuh segede gaban seharga Rp. 7.000.
Makin siang, kabut semakin naik
dan menutupi pandangan ke arah kota Bandung, sehingga kami tidak bisa melihat
ke arah kota. Jadi cuman bisa melihat kawah.
Nah buat kalian yang belum tahu,
kawahnya utama namanya Kawah Ratu (kayak yang di Gunung Salak yes?), sementara
banyak kawah-kawah lainnya seperti Kawah Domas, Kawah Upas, dll. Nah Tangkuban Perahu yang artinya Perahu
Terbalik, itu terlihat kalau kita memandang luruh, terlihat pucak bukit seperti
perahu terbalik. Buat kalian yang suka legenda pasti tahu asal muasal nama
Tangkuban Perahu ini. Singkatnya dahulu
kala di tanah Pasundan, ada pria yang
bernama Sangkuriang yang di suir oleh ibunya yang bernama dayang Sumbi karena
sudah membunuh ayahnya yang saat itu menjelma menjadi seekor anjing. Setelah
berpisah, dan sangkuriang menjadi dewasa dan bertemu ibunya, sSangkuriangpun
jatuh cinta. Karena tidak sengaja melihat luka di kepala Sangkuriang, Dayang
SUmbi tahu bahwa dia adalah anaknya. Supaya Sangkuriang batal meminang Dayang
SUmbi maka dia membuat syarat agar Sangkuriang membuat perahu dalam satu malam.
Singkat cerita perahu gagal dibuat dan Sangkuriang marah. Perahu pun ditendang
dan terlempar jauh dan jautuh dengan posisi terbalik. Nah irulah yang menjadi
Gunung Tangkuban Perahu. Kamu percaya? Tapi itulah legenda masyarakat Sunda
turun-temurun…
Setelah capek jalan-jalan…. Kamipun
memutuskan balik. Tapi tidak melewati Subang tapi balik lagi ke Bandung
kemudian tol Pasteur. Jam sudah menunjukkan pukul sekitar jam 11. Tujuan
selanjutnya, Farm House….
Komentar
Posting Komentar
Leave you message here...!!!
Tinggalkan komentar Anda di sini...!!!!