Alam Minangkabau: Air Terjun 7 Tingkat (Sarasah Pincuran 7)

04 Juli 2016
Setelah puas kemaren 2 hari keliling pulau, hari ini saya memutuskan hunting air terjun. Air terjun terdekat dari rumah yaitu Air Terjun 7 Tingkat (Sarasah Pincuran 7). Air Terjun ini berada sekitar 5-6 km dari rumah ke arah bukit Barisan, tepatnya di Aie Dingin, Lubuk Minturun-Padang. Buat masyarakat Padang, Lubuk Minturun sangat akrab di telinga. Kenapa? Karena sungainya dijadikan tempat pemandian terutama pas weekend apalagi pas acara 'Balimau' (Balimau semacam kebiasaan turun-temurun dimana orang-orang tumpah ruah ke sungai-sungai dalam rangka menyambut puasa, heran kan hahahha, saya aja heran tapi waktu kecil ini seakan-akan jadi acara wajib loh heheh).
Dari rumah saya di antar oleh adik ke Lubuk Minturun ditemani oleh ponakan laki-laki (15 tahun). Kami bertiga naik motor.
Jalanan yang kami lewati berasa asing sekarang karena sudah rame banget, dan saya gak menyangka jadi serame ini sekarang. Meninggalkan daerah pantai (rumah saya dekat pantai) kita menuju perbukitan. Tau dong kalo daerah perbukitan, view nya pastilah enak dipandang, sawah disana-sini, sungai dan bukit barisan seolah-olah menjaga kokoh wilayah ini.
Di pertigaan Lubuk Minturun kita ambil ke kiri, arah ini juga bisa menuju Pemandian ABG (pemandian air alami), tapi kita tidak sampai disana. Pas habis jalan aspal kita memasuki jalanan bebatuan, disini kita bisa melihat ke bawah ke pedesaan. Nanti di sebelah kanan kita akan lihat pos parkir. Di sini kita berhenti, saat itu tidak ada yang menunggu, mungkin karena tidak ada pengunjung. Dari sini saya dan ponakan melanjutkan ke atas untuk trekking berdua sementara adik saya menunggu motor di parkiran.
Area trekking dilihat dari parkir
Jalanan yang kita tempuh yaitu jalanan tanah merah dan kebetulan tidak hujan jadi gak becek. Di kiri jalan kita melihat pipa saluran air, sepertinya ini punya perusahaan yang mengelola air isi ulang... mungkin ya hehehehe.
Jalanan tidak terlalu mendaki, cukup landau jadi kita bisa selow dan tidak terlallu capek. Kira-kira 500m kita akan menemukan jalan setapak ke kiri dan kanan, gak usah bingung nanti akan ketemu di satu titik kok di atas. Tapi sebaiknya kita ambil yang kanan.melintasi bawah pipa penyalur yang berwarna biru yang melintangi jalan.
Jalan masuk berupa Tanah merah
Ambil kanan lewat bawah pipa

Pintu air lurus saja



Nah setelah itu kita akan menemukan sungai kecil dikanan dan pintu air. Melewai bebatuan, kira-kira 10 meter dibawah pepohonan kita akan menemukan air terjun kecil beserta kolamnya, airnya sangat bening... oh udah pengen loncat aja saya, tapi masih bisa menahan diri karena belum sampai ke air terjun utama.
Selanjutnya kami naik keatas, kami menemukan lagi air terjun yang melewati bebatuan, mini niagara..... wow unik sekali.. tapi tidak ada kolamnya...

Selanjutnya, karena bebatuannya licin, kami melepas sepatu dan sandal dan disembunyikan di rerumputan dan melanjutkan perjalanan. Sepanjang jalan kami banyak menemukan air terjun mini dengan keunikannya tersendiri.
Air terjun di sepanjang alur sungai

Air terjun di sepanjang alur sungai
Dari jauh terlihat air terjun
Air terjun tingkat 7 dan 6

Air terjun tingkat 7 dan 6
Kira-kira 200m, kami akhirnya menemukan air terjun utama, tingkat 7 dan 6 (yang terbawah). Yang terbawah air terjun tunggal dengan kolam yang berwarna hijau Tosca. Dan tingkat atasnya air terjunnya lebih besar dengan kolamnya yang sepertinya sangat dalam.



Nah di sebelah kiri kami melihat air terjun tunggal yang terpisah, sangat tinggi sekali tapi airnya tidak begitu deras. Banyak kayu-kayu besar mungkin bekas badai di area air terjun. Dari sini kita bisa melihat view perbukitan... indahnya... Setelah mengambil beberapa foto kami balik lagi ke curug utama.
View dari air terjun sebelah kiri
 


Air terjun tingkat 5
Untuk naik ke tingkat selanjutnya (tingkat 5) kami harus naik ke batu-batu disisi air terjun. Harus hati-hati meski cuman beberapa meter tapi kalau jatuh akibatnya fatal. Kalau terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan pastilah susah mencari pertolongan, selain tidak ada pengunjung lain juga areanya jauh dari mana-mana.
Dengan berpegangan dan bertumpu pada bebatuan akhirnya sampai ke atas.
Air terjun tingkat 5 dipenuhi oleh pohon-pohon besar yang rubuh. Sayang sekali padahal asangat bagus sekali. Air terjun ini langsung diapit tebing dan hutan perawan. Saya lihat tidak ada lagi jalan ke atas alias mentok. Mungkin kalau ada guide local akan bisa memberitahu jalan ke atas, mungkin lewat hutan atau memanjat reruntuhan pohon di air terjun. Setelah mengambil beberapa foto kami memutuskan turun. Sayang sekali... padahal kami mengintip ke atas sepertinya kelihatan sedikit air terjunnya.

Balik ke bawah lagi, kami lewat jalur sungai alias melewai sungai. Melewati pinggiran sungai karena tidak terlalu dalam. Dan saya yakin pasti menemukan air terjun-air terjun kecil. Dan bener saja, saya menemukan beberapa air terjun yang unik. Ceklek dulu lah ya buat diabadikan hehehhe....
Terakhir kami istirahat di air terjun pertama yang kami temui di bawah. Di sini kami baru mandi... hilang deh semua capek hari ini........
Setelah puas mandi.. dengan berbasah-basah kami pun pulang.. saat itu jam sudah menunjukkan sekitar jam 1 lewat.
Oh iya, diperjalanan saya sempat mikir dulu waktu kecil kok bisa ya saya jalan kaki dari rumah ke Lubuk Minturun, padahal sekarang berasa jauh hehehhe....
Sepanjang jalur sungai


Sepanjang jalur sungai

Sepanjang jalur sungai

Sepanjang jalur sungai

Sepanjang jalur sungai

Sepanjang jalur sungai

Sepanjang jalur sungai
Ayo pulang... :D
Fee curug: tiket plus parkir gratis (hari biasa sepertinya cuman bayar parkir). Oh iya, disini jangan harapkan ada warung-warung di sekitar curug atau pun ruang ganti pakaian. Jadi siap-siap bawa bekal sendiri.

Sampe di rumah, bersih-bersih dan istirahat bentar. Rencananya sih sorenya ke pantai melihat sunset.
Jadi jam 5 lewat bersama ponakan-ponakan kami ke pantai, jalan kaki dan mereka naik sepeda. Karena pantai menghadap laut lepas, kebayang kayak di pantai Selatan dimana ombaknya gede-gede. Tapi meski gede gitu, waktu kecil sering berenang di ombak, memancing kepiting di sekitar ombak. Gak ada takutnya... Nah sekarang melihat ponakan mendekati ombak aja langsung teriak-teriak takut nanti terseret ombak hehehhe....Sekarang pantai ini sudah di kasih batu-batu pemecah ombak (semenjak tsunami aceh 2004 kayaknya).
Akhirnya bisa dapat beberapa foto sunset, meski gak terlalu perfect warna sunsetnya. (padahal dulu sering banget liat sunset sekarang malah dinanti-nanti hehehehe)
Gak mau berlama-lama nungguin blue hour kamipun balik karena harus berbuka puasa..... :D.
Foto-foto sunset:








Komentar

  1. Keren,hasil jepretannya bagus om .seneng ya rasanya,seolah olah bisa ikut ngerasain. Sukses terus jepret2nya dan jalan2nya ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga ikut senang kalo ada pembaca saya seneng Bunda.... Terima kasih do'a nya..

      Hapus

Posting Komentar

Leave you message here...!!!
Tinggalkan komentar Anda di sini...!!!!

Postingan populer dari blog ini

Selabintana Juga Punya Curug Cibeureum..... !!!

Wisata Tenjolaya-Bogor Part X: Curug Ciseeng

Eksplor Solok Selatan Bagian 4: Kebun Teh Alahan Panjang, Mesjid Tuo Kayu Jao dan Danau Di Ateh (Danau Kembar)