Alam Minangkabau: Air Terjun Lubuk Hitam




- 6 Juli 2016: Lebaran
- 07 Juli 2016
Menyambung blog sebelumnya: lihat di sini satu hari setelah lebaran saya memutuskan untuk melanjutkan hunting Air Terjun Lubuk Hitam. Bersama keluarga besar kami naik mobil ke lokasi. Kami berangkat dari rumah jam 9.30 pagi.  Lebih 10 orang tumplek di dalam satu mobil Kijang hehehehe. Jalanan hari itu sangat sepi sehingga kita mencapai lokasi sekitar 1 jam-an.
Gampang sekali melihat lokasi air terjun ini. Jika kita dari pusat kota Padang menuju Pesisir Selatan di sebelah kiri, di perbukitan kita akan melihat jelas air terjun ini jatuh di atas bukit.
Setelah sampai di area parkir (biaya cuman bayar parkir saja Rp. 12.000) kami terbagi 2, saya dan ponakan Oca dan Jeki naik ke atas sedangkan yang lain cuman bermain air di sepanjang aliran sungai.
Tim expedisi
Pemandangan di bawah bukit
Kita mulai naik sekitar jam 11 pagi. Sekitar 100 meter pertama kita jalan menyusuri aliran sungai di sebelah kiri dan pekebunan kopi di sebelah kanan. Berlahan medannya mulai mendaki dengan kemiringan 45-60 derajat. Sesekali kita harus berpegangan pada pohon atau bebatuan. Agak atas kita bisa melihat perkebunan coklat. Dan di spot tertentu kita bisa melihat Teluk Kabung dengan kapal-kapal besar di kejauhan.
Medan meuju air terjun

Medan meuju air terjun
Kira-kira 30 menit kami mendengar suara gemuruh seperi air terjun. Pas diintip ternyata bukan air terjun utama yang akan di tuju hanya air terjun kecil.
Air terjun kecil-kecil lebih gampang dicapai melalui sungai kalau dari bukit akan kesusahan menuruninya karena tidak ada jalan. Akhirnya saya cuman mengambil foto dari atas.

Air terjun kecil di sepanjang aliran sungai
Air terjun kecil di sepanjang aliran sungai
Air terjun kecil di sepanjang aliran sungai
Air terjun kecil di sepanjang aliran sungai
Kami melanjutkan perjalanan lagi, kali ini tidak ada lagi perkebunan kopi hanya hutan-hutan dan jalan setapak. Tidak beberapa kemudian kami mendengar lagi suara gemuruh air terjun.
Jeki pergi melihat situasi, ternyata benar, ada air terjun tinggi di sebelah kiri. Saya dan Oca mengikuti arah turun bukit. Tapi kok jalannya terjal banget hampir 90 derajat dan sempit. Dan si Jeki udah sampe aja di bawah. Saya bisa aja sih memaksa ke bawah tapi repot juga bawa kamera dan tripod ditambah lagi Oca yang notabene cewe. Takut kalo terjadi apa-apa. Saya teriak ke Jeki supaya mencari jalan lain.
Menuju air terjun kedua
Menuju air terjun kedua
Gak menunggu lama tuh anak tiba-tiba muncul dari sebelah kiri. Katanya ada jalan lain. Kami pun mengikuti dia. Ternyata bener, meski terjal tapi kita bisa lewat akar-akar pohon dan berpegangan ke akar-akar yang muncul dipermukaan.
Saya melihat ada rombongan, beberapa anak-anak dan remaja menuju ke arah air terjun juga, mereka menyusuri sungai.
Setelah turun, akhirnya sampai juga ke air terjun tingkat 2 ini. Air terjunnya lumayan besar, tingginya sekita 50 meter (perkiraan aja hahahaha). Air terjun tunggal ini jatuh ke kolam yang lumayan besar yang berwarna hijau Tosca. Saya lihat rombongan tadi mulai berenang (tapi tidak sampai ke bawah air terjun yang kelihatan dalam).
Air terjun kedua
Air terjun kedua






Saya pun mulai mengambil foto-foto dari berbagai sudut. Di area kiri sangat suah sekali mengambil foto karena tampias dai air terjun mengarah kekiri. Baru menaruh kamera saja sebentar, udah basah.
Sayangnya, rombongan yang mandi itu memakai sampoo, harusnya tidak boleh menggunakan zat kimia di sumber mata air. Tapi disini tidak ada pengawas/penjaga.
Saya sempat menanyakan ke salah satu anggota rombongan tersebut mengenai lokasi air terjun di atas, dan dia mengatakan naik ke atas lagi sekitar satu jam dan medan yang terjal.
Setelah mereka selesai mandi dan siap-siap kembali ke bawah, saya titip Oca ke mereka untuk barengan. Karena sepertinya Oca gak bakalan kuat ke atas kalo benar 1 jam.
Akhirnya Oca balik ke bawah bersama rombongan tersebut. Gak begitu lama saya dan Jeki melanjutkan perjalanan ke atas.
Tidak sesuai perkiraan, meski lebih terjal ternyata tidak sampai 1 jam, palingan 10 menit kami sudah sampai ke lokasi air terjun tingat 1 (paling atas). Berbeda dari air terjun yang bawah, masuk ke sini gampang. Cukup turun sedikit melalui batu-batu landau... voilaa... kita kan melihat air terjun yang sangat super sekali.....





Air terjunnya bertingkat-tingkat, sepertinya bisa sampai 100 meter, air terjun jatuh melalui bebatuan dan masuk ke kolam kemudian turun lagi melewati batu-batu besar dan tertampung lagi di kolam dan selanjutnya mengalir di bebatuan dan mengalir dan selanjutnya jatuh ke air terjun tingkat dua yang berada di bawah.
Saya mencoba mengambil angle dari kiri dan kanan, meski agak susah, untung saya memakai lensa superwide jadi bisa kelihatan semua meski hasilnya kelihatan di foto tidak tinggi padahal sebenarnya tinggi. Berada di air terjun ini berasa damai, apalagi tidak ada pengunjung lain (padahal sudah libur). Dengan batu-batu besar dikelilingi oleh hutan perawan serasa berada di dunia lain hehehhe.
Dari sini kita bisa memandang lepas ke Teluk Kabung dengan kapal-kapalnya yang berlabuh serta sawah yang menghijau. Di sini kita berasa berada di infinity pool tapi yang natural. Di sini saya mencoba mengambil foto, mesti berasa gamang tapi harus dicoba hehehe. Mendekat pinggir tebing harus hati-hati jangan sampai terlalu ke pinggir, dan mengambil area yang tidak berarus.
Natural infinity pool


Setelah puas berenang kamipun turun, karena sudah jam 2 lebih. Pas turun si Jeki hampir aja tergelincir ke pinggir jurang karena main potong jalan pengen duluan. Dan saya sempat terjatuh sekali karena licin tapi it's OK. Kami pun sampai di bawah dengan selamat.
Medan pulang
Karena rombongan cuman menunggu kami, gak beberapa lama kamipun balik. Oh ya, disini tidak ada yang jualan makanan berat, palingan cuman popmie. Jadi kalau mauke sini silahkan bawa bekal....
Di tengah perjalanan kami mampir dulu di Mercusuar. Mercusuar ini berada di bukit dipinggir jalan yang mengarah ke Teluk Kabung. Di bawah mercusuar ini ada Goa Jepang/Benteng, ada  2 pintu masuk ke dalam goa ini. Dan di luar, mengarah ke teluk terdapat meriam yang bergravir tahun 1945 yang bearti meriam ini sudah berada disini dari tahun 1945. Sebenarnya di hari biasa lokasi ini tertutup, mungkin karena lebaran lokasi ini di buka, gak tahu selanjutnya apa masih dibuka untuk umum. Oh ya masuk dan parkirnya gratis...
Mercusuar


Meria yang mengarah ke teluk

Teluk Kabung
Hayooo... masukkan ini ke wishlist kalian, kalau kalian ke Padang sempatkan mampir ke sini....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selabintana Juga Punya Curug Cibeureum..... !!!

Wisata Tenjolaya-Bogor Part X: Curug Ciseeng

Eksplor Solok Selatan Bagian 4: Kebun Teh Alahan Panjang, Mesjid Tuo Kayu Jao dan Danau Di Ateh (Danau Kembar)