Jelajah Lombok Bagian 2: Mengunjungi Air Terjun Benang Kelambu, Air Terjun Benang Stokel dan Sembalun
Hari kedua di Lombok saya rencanakan ke air terjun Benang
Kelambu, Air Terjun Benang Stokel dan Sembalun. Ketiga tujuan ini satu arah, sama-sama
di Lombok Tengah.
Kami berangkat dari penginapan kira-kira jam 8.15 pagi. Kali
ini memakai driver baru, yang sebelumnya dipakai oleh temen yang kebetulan juga
ke Lombok minggu sebeumnya. Driver ini sangat hafal sekali jalan-jalan Lombok
dan area yang dikunjungi.
1.
Air Terjun Benang Kelambu
Air terjun ini berada di kawasan
Taman Nasional Gunung Rinjani. Perjalanan di tempuh kira-kira 2 jam lebih dari
Senggigi. Jalan menuju ke sini sampai gerbang taman nasional sangat bagus,
beraspal mulus. Berbeda sekali dengan jalan-jalan menuju Taman Nasional Gunung
Salak yang rusak di sana-sini.
Memasuki parkir yang cukup luas,
kami tidak bayar. Nah memasuki gerbang Taman Nasional harus bayar, dan bayar
nya cukup bikin shock, karena beda sekali dengan curu-curug yang ada di Gunung
Salak, Bogor yang berkisaran Rp. 5.000-12.000. Di kawasan ini ada 5 air terjun,
bayarnya di bagi paket-paket, paket A Airt Terjun Benang Kelambu dan Stokel,
paket C, paket D, bla-bla, saya yang mencakup 5 air terjun, saya cumin konsen
ke paket A yaitu air terjun Benang Kelambu dan Stokel, yang lain air terjunnya
kecil-kecil.urug Bidadari yang di kelola professional oleh swasta dan ada
pemandian cumin berkisar Rp. 40-50.000 saja. Dan harga ini sepertinya cumin berlaku
buat turis… tapi tapi… ah sudahlah.
Dari gerbang ke Benang Kelambu
kalau trekking bisa 30 menit, saya di tawarin dengan menyewa motor ke dalam (di
kendarai sama driver bukan tukang ojeg
nya) Rp. 40.000, yah palingan buat 2 jam. Nah, kamu pasti teriak lagi, mahal
amat…. Ya sudahlah…
Papan petunjuh denah TNGR |
Jalan ke air terjun tipikal
pegunungan, berbatu dan naik turun jadi harus hati-hati berkendara. Sampai di
ujung jalan kita harus parkir, dan jalan ke air terjun. Jalan ke bawah sudah di
buat seperti tangga-tangga. Sampai di bawah , wow bagus sekali….
Beda dengan air terjun biasanya
yang jatuh dari aliran sungai, air terjun ini berasal dari sungai bawah tanah
yang keluar dari bekas patahan…. (saya baca di papan nya kok, bukan saya pintar
hehehe).Air terjun nya keluar sepanjang
tebing, dan banyak.
Papan informasi Air Terjun Benang Kelambu |
Jalan menuju air terjun |
Pengunjung saat itu masih sedikit
jadi masih bisa bebas foto-foto meski beberapa kali susah ngambil foto karena
pada mandi di bawah air terjun. Tingginya kira-kira 50 meter. Di sini disiapkan
ruang ganti/toilet tapi tidak buat warung-warung. Beda dengan curug-curug di Bogor,
warung-warung nyebar dimana-mana yang mengganggu pemandangan.
2.
Air Terjun Benang Stokel
Air terjun ini sebenarnya lebih dekat dari pintu gerbang taman nasional. Perjalanan ditempuh kira-kira 10 menit jalan kaki. Jadi setelah dari Benang Kelambu kami balik mengembalikan motor dan dilanjutkan jalan kaki.
Sepanjang jalan banyak kita temui monyet liar.
Mungkin karena lokasinya dekat maka air terjun ini banyak sekali pengunjungnya. Banyak anak-anak ampai kakek nenek disini. Airnya dangkal, dan air berasal dari sungai yang mengalir berbeda dengan air terjun sebelumnya.
Banyak pengunjung yang mandi berendam sampai sabunan dan gosok gigi hahaha.
Gak lama saya disini, setelah ambil poto perjalanan kami lanjutkan ke Sembalun karena sudah menunjukkan jam 12 lebih.
3. Sembalun
Selesai dari Taman Nasional Gunung
Rinjani kami melanjutkan ke Sembalun yang berada di Lombok Timur. Perjalanan di
capai kira-kira 2jam.
Di tengah perjalanan kami mampir
dulu makan siang karena sudah lapar sekali. Saat itu jam sudah menunjukkan jam
1 lebih. Akhirnya kami mampir di rumah makan dengan menu ayam kampong goring dan
sayur bayam bening. Lumayan untuk mengganjal lapar.
Perjalanan ke Sembalun lancer jaya,
dengan jalan yg lebar dan beraspal mulus. Awalnya view hanya view biasa seperti
layaknya di daerah. Tapi mendekati Sembalun dan naik perbukitan, jalanan mulai
berkelok-kelok. Dan tiba-tiba di depan muncul view yang sangat tidak biasa…..
wow cantik dan eksotis, susah digambarkan meski dengan foto secantik apapun…
meski lihat sendiri pokoknya.
Kami berhenti di semacam ‘rest area’.
Sudah banyak pengunjung lain menikmati Sembalun dari kejauhan.
Semblun di kejauhan |
Untuk mendapatkan sensasi lebih,
saya mencoba naik ke atas bukit dimana banyak pengunjung yang melakukan hal
yang sama. Kiri-kanan sejauh mata memandang hanya bukit bukit yang eksotik
seperti yang saya sering lihat di internet.
Salah satu view |
Setelah puas berfoto-foto kami
melanjutkan perjalanan ke bawah, ke Sembalun.
Di sepanjang jalan kita bisa menikmati view desa dengan latar
perbukitan. Perkebunan tomat, strawberry, bawah putih dan merah serta kol umum
kita lihat di sini.
Kalau berminat banyak tawaran
wisata petik strawberry sendiri. Setelah puas mengambil photo, kami terus
berkendara ke balik bukit dimana bisa melihat view Gunung Rinjani. Tapi saat
itu awan sudah menutupi Gunung Rinjani, sedikit kecewa.
Akhirnya kami kembali, di desa
kebetulan ada kompleks Rumah Sasak, hanya sekitar 2 rumah beserta lumbung. Kami
hanya cukup bayar Rp. 5.000 berdua.Setelah mengambil beberapa photo kami
melanjutkan perjalanan pulang.
Rumah adat Sasak |
Lumbung |
Kami mampir dulu beli strawberry di lapak
pinggir jalan. 1 bungkus Rp. 5.000.
Kebon strawberry |
Akhirnya sekitar jam 5 sore kami
pun meluncur pulang dan sampai di penginapan sekitar jam 8 malam. Dan hari ini
ditutup dengan makan malam di tempat kemaren dengan menu sate Bulayak dan
plecing terong bakar…. maknyos.
Komentar
Posting Komentar
Leave you message here...!!!
Tinggalkan komentar Anda di sini...!!!!