Kemping Ceria di Lembah LBC dan Mengunjungi Kebon Jeruk dan Kebon Jati
Jumat, 19 Juni 2020
Hari ini kami berencana berkemah di Curug Cibulao, Megamendung
(Puncak) Bogor. Curug ini sudah pernah kami kunjungi jadi sedikit banyak sudah
tahu kondisi di sana. Dengan persiapan mateng dengan membawa 2 tenda saya, Jay,
Erland dan Revan pun berangkat sehabis Jumatan menggunakan 2 motor ke arah
Puncak. Melewati Katulampa, menembus puncak hingga akhirnya sampai di pertigaan
Curug Panjang, dan ternyata ada tulisan di tutup. Dan info dari pemilik warung
ternyata Curug Cibulao juga di tutup tapi karena penasaran kami menuju Curug
Cibulao. Dan benar saja, sampai di loket, jalan setapaknya ditutupin kayu-kayu.
Menurut info traveler yangkami temui, di atas ada perkemahan dan
kamipun menuju ke sana. Area perkemahannya dekat lapangan bola dan banyak pohon
pinus, karena gak sreg kami mengurungkan niat berkemah di sini. Alternatif lain,
berkemah di Lembah LBC di Pancawati-Caringin.
Lembah LBC
Lokasi wisata ini kurang terkenal di banding banyak tempat wisata
di Bogor. Ini adalah rekomendasi dari Jay karena lokasinya gak begitu jauh dari
tempat tinggalnya di Ciawi. Lembah ini berada di kaki Gunung Gede Pangrango dan
masuk dalam kawasan Taman Nasional. Di sepanjang jalan menuju lokasi, banyak
kita temukan villa-villa, cafe, area outbound dll. Hanya saja, ketika memasuki
Jalan Tapos LBC ini (nama jalannya cek di Maps!), ada portal yang ditutup mulai
jam 6 malam, jadi buat kalian yang mau ke sini jangan sampai kemalaman!.
Kondisi jalan menuju Lembah LBC |
Sampai di parkiran yang di jaga sama temannya Jay sudah hampir jam
5 sore. Karena parkirannya tidak permanen dan tidak ada yang jaga kalau kita
bermalam, maka motor kamipun di bawa pulang ke rumah penjaganya dan dibawain
lagi pas mau pulang. Dari parkir ke area perkemahan kita mesti trekking sekitar
30 menit. Memasuki jalan setapak di pinggir jalan yang ada plang bertuliskan
Area Wisata Tegal Batu LBC (belum ada di Maps).
Memasuki area hutan perawan dan di kirinya adalah lembah subur
dengan sawah hijau membentang. Hutan ini terasa mistis apalagi karena sore dan
dinuhi kabut tipis Gunung Gede Pangrango. Kami berpapasan dengan beberapa
pengunjung yang pulang dari area wisata. Jalan setapak berupa tanah merah
terasa licin di kaki. Lokasi wisata ini ramai dikunjungi pas weekend, umumnya
oleh masyarakat lokal yang lari pagi. Tentu saja masuknya gak bayar. Menurut Jay,
nama LBC ini adalah singkatan dari Lembag Bercinta, karena menjadi tempat
pacaran muda-mudi. Saya gak tau kebenarannya apa cuman bercanda atau serius.
Pemandangan selama trekking |
Pemandangan selama trekking |
Setelah trekking sekitar 30 menit akhirnya kami sampai di lokasi
perkemahan. Karena di lembah, di sisi kiri kanannya berupa perbukitan, di
tengahnya mengalir sungai kecil yang airnya sangat jernih langsung dari hutan
Gunung Gede Pangrango. Air sungai ini meskpun kecil namun tidak pernah kering
meskipun di musim kemarau. Di sisi tebing sebelah kiri juga ada curug kecil
namun tinggi, namanya Curug Cikahuripan. Ada juga kolam yang dibuat sebagai
bendungan kecil dan dibawahnya mengalir air menyerupai curug kecil. Di salah
satu sudut perkemahan ada 2 toilet dari kayu-kayu dan toilet permanen sedang di
buat. Juga ada mushola darurat sementara mushola yang lebih besar sedang
dibangun.
Lokasi perkemahan yang berkabut |
Lokasi kemah 1 |
Menikmati makan malam |
Kami menemui pengelola di sini, yang ada saung di tengah-tengah
perkemahan. Selain mengelola tempat ini, si bapak juga berjualan makanana dan
minuman ringan. Setelah berbasa-basi kemudian kami memasang tenda di bagian
atas yang berundak-undak. Sementara memasang tenda, kabut memenuhi lembah,
tidak ada pengunjung lain selain kami berempat. Menjelang malam kami menikmati
makan malam yang tadi dibawa dari rumah. Malam-malam merasa kurang gak sreg kami
pindah lokasi tenda dekat warung si bapak, karena memudahkan ke toilet juga.
Malam, di lembah ini gelap gulita karena tidak ada aliran listrik.
Jadi kita hanya mengandalan penerangan dari HP dan senter. Demikian juga tidak
ada sinyal jadi tempat ini cocok buat kalian yang mau menikmati alam. Malam hanya
terdengar suara gemericik air sungai dan suara serangga. Kunang-kunang masih
kita temui di sni, kelap-kelip bak lampu hias. Jam 10 kami udah mulai
tertidur.....
Pagi-pagi, cuaca sangat cerah, udara segar dan oksigen memenuhi
paru-paru. Kondisi yang jarang kita temui di kota. Pasang hammock dan bersantai.
Jam 7 sudah mulai berdatangan para pengunjung dan makin ramai menjelang siang. Selain
bersantai, bermain air juga kegiatan yang sangat menyenangkan. Ada leuwi kecil
yang tidak begitu dalam di sini yang biasa dipakai berenang. Juga curug-curug
buatan yang gak kalah serunya.
Suasana pagi |
Bermain air |
Bermain air |
Sekitar jam 9 kami meninggalkan lokasi. Oh iya sebelum
meninggalkan lokasi, kami membayar tiket berkemah sama bapak pengelola tempat
ini, 1 orang Rp. 20.000. sampai di parkiran, motor kami sudah tersedia, untuk
biaya parkir Rp. 10.000 (karena menginap). Sebelum pulang, karena masih pagi
kami melanjutkan explore tempat ini yaitu Kebon Jeruk dan Kebon Jati.
Kebon Jeruk
Kebon Jeruk ini berada tidak jauh dari are parkir LBC. Dari parkiran
lurus terus jalan menanjak. Kira-kira 1-2km ketemu gerbang perkebunan. Kami masuk
melewati pintu kecil yang pas buat 1 motor.
Memasuki area kebon jeruk |
Kebon Jeruk dengan latar Gunung Salak |
Memasuki area perkebunan yang berada di lereng Gunung Gede
Pangrango ini terihat pepohonan jeruk, namu bukan area ini yang kai tuju. di
kejauhan terlihat Gunung Salak yang berdiri dengan gagahnya. Sampai di tempat
penjaga kebun (temannya Jay) kami dapat info ternyata jeruknya sedang tidak
panen. Selain jeruk juga ada kebun melon dan lagi-lagi sayang karena sedang
tidak berbauah. Akhirnya kami memutuskan ke Kebon Jati yang ada di bukit yang
terlihat dari Kebun Jeruk ini.
Kebon Jati
Kebon Jati ini adalah perkebunan pohon jati yang diberdayakan
sebagai lokasi wisata. Wisata yang ditawarkan adalah cafe/tempat makan di
tengah perkebunan jati yang berada di lereng Gunung Gede Pangrango dan juga
area perkemahan.
Kembali lagi ke lokasi semula, dari parkiran LBC ada pertigaan
kami ambil ke arah kiri. Di sini kita memasuki area perkampungan dengan jalan
mendaki yang cukup buat 1 mobil hingga sampai ke lokasi parkir. Untuk parkir
kita dikenakan Rp. 10.000/motor.
Sebenarnya gak nyangka kalau ada lokasi nongkrong yang berkonsep
nature ini di Bogor. Wisata yang menyatu dengan alam. Setelah berfoto-foto
dengan latar pepohonan jati yang tertata apil dan bersih kemudian kami
mengambil meja dan memesan sarapan pagi. Andalan di sini adalah kopi yang
harganya tidak terlalu mahal.
Selfie di Kebon Jati |
Cafe di pinggir tebing |
Bersulang |
Setelah dari Kebon Jati selanjutnya mampir di rumah Jay untuk
makan siang dan istirahat sebelum melanjutkan ke rumah.
Emangnya boleh kemping ditegal batu ya...?
BalasHapusItu kan Camping Ground
Hapus