Wisata Tenjolaya-Bogor Part III: Hiking Ceria Ke Curug Ciampea
Curug Ciampea… Mungkin nama Curug ini masih
terdengar asing bagi sebagian warga Bogor dan sekitarnya. Coba saja searching
di Google Map, pasti belum ada hehehhe (per posting ini dibuat yes….). Awalnya
saya juga begitu, melihat postingan para curug hunter di FB atau IG yang bikin
penasaran. Dari info-info awal sih masih di Tenjolaya (meski namanya Ciampea,
tapi bukan bearti nih curug adanya di Ciampea, Leuwiliang yes….).
Nah, kebetulan lagi di Tenjolaya, sehabis dari
Cibalay, lihat postingan saya sebelumnya: Situs Megalitik Cibalay dan Curug Cipeuteuy.
Setelah keluar dari Cibalay, beberapa ratus meter
di depan, sebelah kiri terlihat arah ke Curug Ciputri, lihat postingan saya waktu
ke Curug Kiara yang satu kawasan dengan Curug Ciputri: Curug Kiara. Nah
kira-kira 500m sebelum gerbang Ciputri kita akan menemukan perempatan, dan
ambil kanan. Di sini jalannya hanya cukup buat 1 mobil loh jadi mesti
hati-hati. Memasuki jalan ini, kita akan melihat pemandangan yang tidak
terduga. Gunung salak terlihat jelas serta perkampungan di kakinya juga
terlihat (meski puncak Gunung Salak agak berkabut).
Sampai di sebuah turunan, kita akan melihat
persawahan, nah disini jalanan tidak bisa lagi dilewati mobil, hanya cukup buat
motor. Motor Revan dan Otoy-pun bergerak lincah di tengah-tengah persawahan
yang jalannya sudah dicor (di sini saya tidak sempat ambil foto). Di kiri kanan
terlihat sawah-sawah dan bawang kucai. Sawah-sawah di sini cukup unik karena
pematangnya dibuat dari bebatuan bekas letusan gunung Salak. Juga terlihat
batu-batu besar tersebar di dalam petak-petak sawah, tak jarang kita lihat
petak-petak sawah ukuran kecil yang berada di antara bebatuan besar. Setelah
melewati beberapa ratus meter rumah-rumah penduduk kitapun sampai ke parkiran
yang dikelola oleh pemuda setempat. Di sini kita dipungut tiket masuk Rp. 5.000
per orang. Terlihat cukup banyak motor bearti curugnya banyak pengunjung hari
ini. Setelah parkir kamipun trekking menuju curug.
Jalan menuju curug kita harus melewati pematang
sawang, dari bebatuan. Persawahan di apit oleh hutan pinus dan terlihat kali
kecil dengan air nya yang mngelir jernih membuat siapapun melihatnya pengen
berendam. Di dekat persawahan saya sempat melihat rombongan yang kemping/buka
tenda.
Sekitar 300 m melewati persawahan, kemudian kita
akan memasuki hutan pinus yang masuk area Taman Nasional. Karena ini area
wisata baru, jadi belum ada camping ground nya juga jalannya masih jalan
setapak yang licin karena hujan hehehe.
Setelah melewati jalur hutan Pinus kita akan
sampai ke sisi bukit.Di bawah terlihat lembah dan terdengar aliran suara sungai
dan curug. Di kejauhan terlihat curug bertingat. Dan sebelah kanan ada curug yang
lebih kecil yang debit air nya tidak terlalu besar. Jadi ada total 3 curug di
sini.
Untuk turun ke bawah, kita harus melewati sisi
bukit yang cukup buat satu orang. Di lihat dari kondisi jalannya, sepertinya
baru dibuat (ya iyalah…. kan di awal dah dibilang ini Curug baru ditemukan
hehehhee)… Karena hujan, kita jalannya hati-hati, karena disisi kanan langsung
jurang, dan kelihatannya rawan longsor. Dari bawah terdengar banyak sekali
suara anak-anak….
Sampai di bawah terlihat banyak sekali pengunjung
terutama rombongan anak-anak yang tadi terdengar suara mereka, sepertinya baru
beumur maksimal 10 tahun, didampingi beberapa guru mereka. Wah sepertinya
beresiko sekali membawa rombongan anak-anak yang begitu banyak (mungkin lebih
dari 30 orang), apalagi pas hujan-hujan begini. Bagaimana kalau ada musibah
seperti banjir bandang? Pasti akan susah sekali menyelamatkan diri….
OK, kembali ke laptop….!!!. Suasana di lembah ini
bener-bener adem, bisa untuk stress release, dengan suasana serta air nya yang
sangat jernih, membuat pengunjung ingin berlama-lama disini. Menuju ke kiri,
curug utama, terlihat beberapa pengunjung mandi di bawah curug atau cuman
sekedar selfie. Kolamnya yang tidak terlalu dalam, membuat curug ini sangat pas
buat bermain air. Saya coba lokasi yang lebih tinggi di tebing kiri untuk
mengambil foto. Malang pas mau turub mesti udah hati-hati melangkah, ternyata
licin banget, saya pun jatuh, untuk saja gak sampai ke bawah yang notebene
banyak bebatuan besar, tapi cukup membuat daerah tangan/sikut saya berdarah…
hua hua hua.
Menyusuri aliran bawah, terlihat kolam yang
berwarna hijau, sepertinya lumayan dalam. Tempat ini adalah favorit pengunjung
untuk berenang dan loncat-loncat. Wuiiih kereeen….
Selanjutnya di sebelah kiri ada curug yang ke
tiga, karena airnya gak deres dan tidak banyak batu, ini menjadi favorit
rombongan anak-anak bermain air, juga di aliran sungainya yang tidak terlalu
dalam. Pas menuju ke sini, ternyata rombongan anak-anak tersebut siap-siap
pulang, terdengar aba-aba dari guru-guru mereka memerintahkan ini itu.
Selanjutnya kea rah bawah, terlihat kolam yang cantic
juga, dengan curug kecil di atasnya. Terlihat rombongan anak muda berenang dan
loncat-loncat ceria….
Puas foto-foto selanjutnya kami mau ke curug
tingkat pertama, tapi jalan ke atas terlihat macet… terlihat rombongan
anak-anak antri ke atas. Kami pun ngobrol-ngobrol dulu sama salah seorang
pengunjung di sana yang menginap/kemping dari kemaren. Dari info beliau, masih
ada curug-curug disekitar sana tapi tidak dipublish… ok fine…. (penasaran plus
kesel karena gak dikasih tau lokasinya :p ). Kebetulan ada hammock yang
dipasang, Revan minjem dulu buat foto-foto hehehe…
Setelah terlihat jalanan sudah kosong kamipun
jalan balik, ditemani rintik-rintik hujan…. :D. Sampai atas, dan memasuki hutan
pinus kembali maceeet.
Sampai di suatu pertigaan, ke kana nada jalan setapak, kea
rah curug pertama/tingkat atas. Saya dan Revan penasaran pengen tahu lokasi
curug tersebut. Sekitar 10 menit jalan, sampai ke curug pertama, ternyata cuman
sampai ke aliran sungai, gak ke curugnya. Belum ada akses ke bawah sehingga
kami cuman melihat dari atas. Penasaran dan sedikit kecewa akhirnya kamipun
kembali.
Kembali ke jalan semula dan terus menuju
persawahan, karena rombongan anak-anak tadi belum sampe, akhirnya kita mengekor
di belakang, jalan lambat-lambat sampai ke parkiran yang ternyata si Otoy udah
pulang duluan karena ada perlu.
Setelah membayar uang parkir Rp. 5.000 kamipun
balik. Seperti biasa, perjalanan balik berasa lebih cepat hehehe. Di pertigaan
Ciputri alih-alih makan siang, ami mampir ke warung baso karena hujan-hujan
gini keknya lebih nendang hehehe.
Abis makan baso kamipun langsung balik, gak
berhenti meski hujan lebat mengguyur sepanjang perjalanan dan akhirnya sampai
di rumah sekitar jam 4.30. Wuih seru nya hari ini hehehe…..
Ayo piknik…. Jangan lupa bahagia..
Biaya-biaya:
- Tiket masuk: Rp. 5.000
- Parkir motor: Rp. 5.000
Link terkait:
Komentar
Posting Komentar
Leave you message here...!!!
Tinggalkan komentar Anda di sini...!!!!