Curug Rahong dan Danau Quarry Jayamix:Keindahan di Tengah Kerusakan-Rumpin-Bogor

Kemaren, 27 November akhirnya kesampaian juga mengunjungi Curug Rahong dan Danau Quarry Jayamix. Terakhir gagal ke Danau Quarry dan melipir ke Gunung Peyek-Ciseeng.
Buat Traveler dari tangerang, Bogor atau Jakarta kebanyakan pasti sudah tau trek ke Rumpin ini, karena selain ada Curug Rahong dan Danau Quarry, juga ada Gunung Munara yang ngehits seperti Gunung Kapur Ciampea.
Kalau liat di google map, jarak ke Rumpin dan rumah saya di Jalan Baru lumayan jauh (itu jika jalan lancar, yang kenyataannya jalannya hancur dan berlumpur), saya dan travel mate, Revan berangkat jam 5.45 dari rencana awal jam 5.00 pagi, dengan motor hehehhe.
OK, barang-barang yang dibutuhkan udah siap, baju ganti, handuk, kamera  dan tripod. Gak lupa bawa dry bag, jaket/jas karena hari-hari ini hampir tiap hari hujan.
Dari rumah ke pertigaan Ciseeng-Rumpin-Ciampea adalah jalan yang biasa dilalu... silahkan liat di blog berikut.
Jadi singkatnya, dari Jalan Raya Bogor-Parung, sampai di pertigaan Ciseeng (samping perumahan Telaga Kauripan) ambil kiri, sampai perempatan (deket air panas) ambil kiri lagi sampai pertigaan CIseeng-Ciampea-Rumpin ambil kanan. Nah perlu diingat, disini kondisi bensin jangan tiris ya sebaiknya diisi penuh karena selanjutnya gak ada SPBU, sebelum pertigaan ini ada SPBU silahkan diisi. Tapi kalo kehabisan bensin, disepanjang jalan banyak yang jualan eceran, lebih mahal pastinya, satu liter bisa Rp. 10 rb.
Memasuki jalan ke Rumpin ini, kondisi jalan sudah menanjak dan pemandangan perbukitan di sepanjang jalan. Untuk kondisi jalan, awalnya sih masih bagus, tapi lama-lama makin hancur, makin hancur hehehhe....
Makin ke atas, kalian akan melihat pemandangan yang tragis, sungai-sungai berwarna coklat karena pasir dan bebatuannya di tambang. Juga di kejauhan di kiri kanan akan terlihat perbukitan yang ditambang... sedih bercampur heran.. kok bisa ya.... terlihat crane-crane mengeruk tanah di puncak-puncak bukit. Dan saya sempat berpikir.... "gak heran kalo longsor" :(
Untung kami berangkat pagi, itupun sudah banyak truk-truk hilir mudik membawa pasir dan batu tambang. Debu dimana-dimana. Juga dikiri kanan jalan bahkan di depan rumah penduduk terlihat onggokan batu dan pasir. Sepertinya kebanyakan mata pencarian penduduknya jadi penambang.
Oh iya, jalanannya banyak cabang juga, sehingga kami sering nyasar, harus sering liat map dan tanya-tanya penduduk sekitar. Di suatu pertigaan kami sarapan dulu di sebuah warung sederhana, makan nasi uduk hehehe....
Setelah makan kami melanjutkan perjalanan......
Oh iya, kadang-kadang kita bisa melihat petunjuk arah sederhana yang di tulis warga, bias tanya arah ke Danau, ikuti aja arahnya..... Nah tiba-tiba kami sampai di pasar kaget (kaget beneran loh, jalannya kecil, dikiri kanan rame pedagang dan pembeli, kami harus menembus mereka lambat-lambat hehehe... Kebayang gak kalo bawa mobil, bisa-bisa satu pasar bubar hahahhaa.....
Di ujung pasar, kami ketemu pertigaan, ke kiri ke desa anu hehehe, ke kanan ada pabrik/tambang Jayamix, nah ambil kanan, ada jalan decil dikiri yang menanjak. Di sebelah kanan kita bisa lihat tambang pasir yang bukit-bukitnya di kupas dan mulai habis.....
Dari sini kami jalan terus, kira-kira beberatus meter ada portal yang dijaga pemuda setempat, itulah pintu masuk Danau Quarry Jayamix (ex Jayamix). Kami dipanggil untuk masuk, tapi berhubung tujuan utama Curug Rahong, kami lanjut, mungkin tar pas pulang bisa mampir. Eh.. kira-kira 100m kami malah di samperin ama motor sama pria bertato menanyakan mau ke mana, kami bilang mau ke curug, dianya malah bla bla bla.... kami bilang tar mampir ke danau kalo pulang, baru deh dia pergi....
Kami melanjutkan perjalanan... di sebelah kanan kita bisa melihat Danau Quarry dari atas. Ah dari atas aja udah bagus kok, ngapain tar ke bawah ahahahah....
Perjalanan berlanjut, memasuki perbukitan dan akhirnya sampai ke Desa Rahong.
Desa ini, khas pedesaan dengan view persawahan dan perbukitan. Gak nyangka kan ada pemukiman disini heheheh....
Akhirnya kami menyeberang sungai lewat jembatan kecil yang hanya dilewati motor.
Dan di suatu titik, tidak bisa lagi melanjutkan perjalanan dan numpang parkir di rumah warga. Ada anak-anak kecil yang kami minta petunjuk arah, dan akhirnya kami minta di antar dan mereka bersedia.
Perjalanan di mulai dengan memasuki persawahan yang hijau yang di kanannya ada sungai berair jernih (ini sebenarnya cikal-bakal curug Rahong hehehe).
Kemudian beberapa kali menyeberang sungai kemudian terakhir memasuki hutan. Naik bukit ini mengingatkan saya waktu hunting ke Curug Cibadak tapi jalan di sini lebih extrim, karena melewati pinggang bukit yang licin (gimana pas hujan ya), bukan jalanan yang dibuat oleh tangan. Beberapa kali saya tergelincir, untung gak ke jurang di bawah.... jalannya kadang-kadang gak rata, tapi miring mengikuti kontur bukit. Sampai dipuncak bukit saya mendengar suara gemuruh, menandakan curug nya sudah deket...
Kemudian jalan trun ke curug, dengan kemiringan hampir 75 derajat dan bebatuan licin berlumut membuat saya harus extra hati-hati. Gak beberapa lama kemudian sampai dibawah, jeng jeng jeng...... Curugnya bagus banget ternyata.... gak sia-sia capek capek ke sini hehehhe. Jam menunjukkan sekitar jam 9-an. Eh ternyata ada yang lebih pagi dari kami, sepasang kekasih (pacaran atau suami istri?) cie cie cie... 
Itu loh curugnya
Gak pake lama, langsung cari posisi buat mengambil foto hehehhe. Nah susahnya disini, tampiasnya itu loh,, berbeda banget sama curug lain yang saya datangi. Ini hampir disemua sudut tampiasnya membuat lensa basah. Dan alhasil banyak hasil foto berbintik-bintik hua hua hua....
Dan mungkin karena selalu basah dan jarangnya pengunjung, bebatuan disini baik yang kecil atau yang besar sangat licin, apalagi bebatuan di area kanan. Harus extra hati-hati melangkah..... dan Revan sekali terjatuh di bebatuan.... hua hua hua....
Gak lengkap rasanya kalo ke curug tapi gak mandi... yah saya sempatkan juga mandi walau cuman sebentar.
Waktu sudah menunjukkan hampir jam 12 siang, kami memutuskan untuk kembali. Matahari sudah tinggi... Nah buat kalian yang hobby foto usahakan dating pagi, karena kalau sudah siang hasil fotonya kurang bagus, selain cahaya yg kuat dan tidak rata juga backlight.
Perjalanan pulang kok tasnya berasa lebih berat ya hahahha.... eh masih sempat jatuh satu kali di bukitnya.....
Jalan pulang
Di perjalanan pulang kami melihat beberapa kelompok remaja menuju curug... haha sesiag inih......???? Juga terlihat mereka membawa bekal bahan makanan dan alat masak.... Btw itu sampahnya di buang kemana ya...... hmmmmm.
Revan, pulang dengan riang gembira
Revan, pulang dengan riang gembira
Sebagai ucapan terima kasih, kami kasih uang tips Rp.45rb buat 3 orang.
Jam 12-an kami melanjutkan perjalanan... uh cuacanya panas ....
Nah melewati bukit di atas Danau Quarry kami berhenti di sebuah spot, di sebuah tebing dimana kami bisa melihat ke bawah keseluruhan danau. Hmmm sepertinya gak perlu ke bawah, cukup dari atas aja.... selain udah bagus kan gratis hehehhe.....
Kami melanjutkan perjalanan...... melewati pertigaan Ciseeng, kami berenti di sebuah warung, minum kelapa muda... uh seger nya ampe semua isinya juga habis... lapeeeer hehehhe...
Revan terkapar apa lagi mainin hp ya....?
 Pas abis ngaso... yah gluduk-gluduk, bertanda mau hujan... begitulah Bogor, dari panas bisa tiba-tiba hujan. Dan bener aja kami diterpa hujan deres sampe rumah. Sampe rumah sekitar jam 2 lebih..... uuuuh lumayan capek juga perjalanan kali ini, tapi puas.
Curug Rahong dan Danau Quarry bisa dihapus dari wishlist.... kalo kalian gimana?

Komentar

Posting Komentar

Leave you message here...!!!
Tinggalkan komentar Anda di sini...!!!!

Postingan populer dari blog ini

Selabintana Juga Punya Curug Cibeureum..... !!!

Wisata Tenjolaya-Bogor Part X: Curug Ciseeng

Eksplor Solok Selatan Bagian 4: Kebun Teh Alahan Panjang, Mesjid Tuo Kayu Jao dan Danau Di Ateh (Danau Kembar)