Palembang: Kota Wong Kito Galo II
Mesjid Cheng Hoo |
Tulisan kali ini mengenai
perjalanan terakhir yang bertepatan peristiwa gerhana matahari total yang
melewati Palembang. Meeting pekerjaan tanggal 7-8 Maret 2016. Saya berangkat
lebih awal tanggal 6 Maret dan pulang ke Jakarta (Bogor) tanggal 9 Maret
bertepatan dengan peristiwa gerhana matahari total yang konon kabarnya terjadi cuman
35 tahun sekali melewati Indonesia.
Berangkat hari minggu pesawat jam
10.20 pagi, sampai di hotel hampir jam 12-an dan check-in di budget hotel (Red Planet).
Setelah check-in saya langsung menuju jembatan Ampera naik angkot merah
Ampera-KM 5.
Naik Angkot |
Ongkos Rp. 4.000, memasuki Ampera sudah macet sampai putaran di
bawah jembatan.
Pertama-tama saya sholat zuhur
dulu di mesjid raya tepat di seberang jalan di bundaran air mancur.setelah itu
menuju dermaga untuk cari makan siang.
Mesjid Raya |
Makan siang di sini |
Kebetulan ada warung makan terapung yang
agak mencolok, berwarna merah dan cukup rame di banding yang lain.
Saya mencoba menu Pindang Pegagan
(sebenarnya sih tiap ke Palembang selalu makan ini hahaha), lumayan makan
sambil memandangi view Jembatan Ampera. Not bad, lumayan rasanya untuk harga
Rp. 25rb, gak jauh beda dengan rumah makan mewah di seberang sana :D.
Setelah makan saya tanya ke
penjaga warung untuk menuju Pulau Kemaro, dia pun memanggil kenalannya (mungkin
sodaranya) pemilik perahu. Awalnya dia menawarkan harga Rp. 200rb pp, tapi
akhirnya deal Rp. 150rb.
Perahu menuju Kemaro |
Saat itu cuaca lumayan panas
meski banyak awan (mungkin tepatnya gerah). Oh ya, kapalnya bukan speedboat
tapi perahu mesin biasa jadi ke Pulau Kemaro memakan waktu sekitar 45 menit.
Sepanjang sungai (bukan sepanjang jalan yes… ), saya cuman asyik berselfie ria,
maklum cuman sendiri, masa bodo yes…. :D. Oh ya buat kalian yang suka mabok
laut hati-hati yes, karena arusnya deras dan gelombang cukup besar karna banyak
kapal/speed boat hilir mudik.
Nah setelah 45 menit sampailah di
dermaga, sangat mencolok, semuanya berwarna merah, kontras dengan
pepohonan yang berwarna hijau.
Oh iya, tujuan ke Pulau ini kan
mau liat Klenteng Kuam In dan Pagodanya yang 9 tingkat itu.
Masuk ke Pulau tidak dipungut
biaya. Cuman saat itu klentengnya tidak dibuka untuk umum jadi tidak bisa
foto-foto di dalam.
Saya pun keliling-keliling pulau
yang kecil itu, foto-foto plus selfie di Pagoda dan Klenteng. Oh ya meskipun
hari libur tapi pengunjungnya gak terlalu rame cuman beberapa orang saja. Dan warung-warung
yang jualan makanan dan minuman terlihat sepi.
Setelah puas sekitar 1 jam saya
pun kembali. Ke hotel lagi menggunakan angkot Ampera-KM5 lagi. Dan istirahat
karena kepala agak nyut-nyutan karena kepanasan.
Balik dari Kemaro |
Besok pagi harus bangun pagi dan
menuju tempat meeting di Grand Zury Hotel dan menginap di sana semalam tapi
besoknya harus check-out dan pindah penginapan (Wisma Kemala) karena sudah full
book oleh para turis yang mau melihat gerhana.
Tanggal 9 yang awalnya mau
melihat gerhana di Ampera akhirnya dibatalkan, karena di penginapan ada
lapangan luas. Disini juga ada beberapa turis jepang dan bule. Cuaca cukup
berawan hari ini, dan melihat gerhananya agak terganggu.
Suasana pagi sebelum gerhana |
Kebetulan saya gak bawa DSRL jadi
melihat gerhananya dari layar kamera turis jepang aja yang canggih, jadi bisa
melihat proses gerhana dari awal sampai akhir.
Wah, yang juga melihat peristiwa
ini pasti merasakan sensasi pas gerhana total, dimana cuaca jadi gelap dan
berasa agak sejuk…. Alhamdulillah …..
Jam 11 siang saya checkout dan
menuju Mesjid Cheng Hoo, yang berada di perumahan di depan (dekat) Stadion Jaka
Baring.
Pengunjung nya saat itu tidak
terlalu ramai, hanya saja pas Sholat Zuhur. Saya juga liat kelompok pengunjung yang
bajunya bertuliskan My Trip My Adventure: D.
Seperti namanya, Mesjid ini
beraksitektur China, dengan 2 menara seperti Pagoda, persis seperti Pagoda di
Pulau Kemaro. Mesjidnya tidak terlalu luas, dengan tiang-tiang berwarna merah.
Tadinya saya mau naik ke maenaranya
tapi kata satpamnya tidak boleh hahahaha….
Setelah puas ambil foto di setiap
angle, sekitar jam 1 cabut.
Renaca mau makan siang di Kampung
Kapitan (di seberang River Side Restaurant) tapi ternyata siang hari tutup,
bukanya cuman malam.
Ya udahlah, take foto lagi deh di
dermaga dekat sana hahaha.
Akhirnya makan deh di River Side,
padahal juju raja, makannya sih biasa aja, cuman view nya aja yg bagus,
restaurant terapung berbentuk kapal (sebelumnya sih y=udah 2x makan disini tapi
kan gratis hehehe) bayar sendiri berasa juga …. :(
Setelah makan siang, akhirnya
menuju Pasar 16 Ilir…. Cari duren… akhirnya dapat, karena sudah di ujung musim
harganya jadi Rp. 35rb yang biasanya Rp. 10rb, tapi masih lebih murah di banding
di Jakarta/Bogor.
Suasana di bawah Ampera |
Suasana di bawah Ampera |
Oh iya parkirnya karena terlalu
ramai, dapat di areal Museum Sultan Badaruddin II, saya sih gak masuk museum takut
gak keburu flight nya. Cuman foto-foto
bagian luar dimana ada arca-arca sisa kerajaan Majapahit sekitar abad ke 9M.
Sekitar jam 4 sore akhirnya ke
Bandara, sebelumnya mampir dulu beli pempek dan kerupuk buat oleh-oleh… :D.
Begitulah perjalan di Palembang
dimana kota yang selama ini cuman tempat singgah :D.Mudah-mudahan dapat
kesempatan lagi menjelajah kota ini.
Komentar
Posting Komentar
Leave you message here...!!!
Tinggalkan komentar Anda di sini...!!!!