Semalam di Kawasan Wisata Cikaret (Kawaci) dan Exploring Curug Love
Sepulang dari Curug Cihear dan Air Panas Lebak, kebetulan sudah sore. Rencana awal sebelum berangkat adalah
berkemah, tapi belum pasti akan berkemah di mana. Melihat Google Map ternyata
ada lokasi yang dekat yaitu Wisata Arung Jeram Sungai Ciberang, yaitu aliran
sungai Curug Cihear tapi pas kami telpon ternyata sarana pendukung di sana
belum selesai dan rencana berkemah di sanapun jadi batal. Ingat bahwa ada
Kawasan Wisata Cikaret di Nanggung akhirnya kami menuju Kawaci (padahal juga
belum tahu bisa berkemah atau gak). Lama perjalanan dari Air Panas Lebak ke
Kawaci sekitar 1 jam lebih.
Bangun pagi, masak air buat mie
dan kopi. Menikmati sarapan sambil memandang hamparan hijau perbukitan dan
pemukiman warga di kaki bukit. Karena kami sudah berjanji, jadi sebelum jam 8
kami sudah beberes.
Setelah sarapan dan membereskan semua peralatan masak dan tidur, kami melanjutkan mengeksplor Kawaci ini. sebagai pengelola, PT. Antam (PT. Aneka Tambang) terlihat sangat jeli menata kawasan taman buah ini. Berada di tempat ini berasa berada di taman bermain. Trek dibuat menggunakan paving blok, terdapat gazebo bagi pengunjung untuk menikmati pemandangan dan beristirahat serta toilet yang bersih. Juga terdapat jembatan untuk melintasi kali kecil.
Nah terdapat 3 curug di sini,
cuman sayang air nya sedang kering karena kemarau. Yang paling jauh adalah Curug
Ngumpet, sesuai namanya, curug ini tersembunyi di balik bebatuan tebing. Selanjutnya
Curug Cadas, yang kita lewati kalau mengunjungi Curug Ngumpet. Selanjutnya
Curug Cikaret yang berada paling bawah, persis berhadapan dengan jembatan Merah
yang menjadi ikon kawasan ini.
Karena temanya Taman Buah, tentu
saja kawasan ini di tanami buah-buahan terutama Durian dan Manggis yang menjadi
buah primadona kota Bogor. Kita doakan ke depannya kawasan ini akan terus
berkembang, selain tanaman buah juga Museum Tambang yang merupakan bentuk komitmen PT. Antam mengembangkan kawasan ini
menjadi objek wisata sebelum berakhirnya ijin operasi Antam di Pongkor tahun 2021.
Curug Love
Curug Love berada tidak jauh dari Kawaci, sekitar 1.5km sebelum memasuki Kawaci. Jadi sebelum pulang kami mampir dulu ke curug yang membuat penasaran ini.
Di ujung depan terdapat leuwi
yang berbentuk cekungan dan air terjun mini. Kedalaman air sekitar sedada, dan
mungkin akan lebih dalam kalau di musim hujan.
Untuk menuju Kawaci kami harus
balik lagi menuju arah Bogor, sampai di pertigaan Leuwisadeng menuju Nanggung ke
arah kanan (belok kiri kalau dari Bogor). Ada alternatif lain kalau dari Bogor
yaitu melewati pertigaan Karacak melewati tempat wisata Pabangbon terus saja
hingga mencapai Kawaci atau lebih dikenal dengan sebutan Taman Buah Antam ini.
Kecamatan Nanggung terkenal dengan persawahannya yang spektakuler. Di sini banyak kita temukan persawahan dengan terasering bertingkat-tingkat di perbukitan. Jadi walaupun menempuh perjalanan jauh tidak akan membuat bosan karena mata kita dimanjakan dengan pemandangan yang dan udara yang menyegarkan.
Sampai di pertigaan, lurus adalah menuju Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Malasari dan Citalahap. Tahun 2015 saya pernah melewatin jalan ini ketika berkunjung ke Desa Citalahap menikmati indahnya Perkebunan Teh Malasari, Canopy Trail dan Curug Macan. Arah ke kiri, melewati Jalan Raya Antam, kita menuju ke Kawasan Wisata Cikaret. Melewati perbukitan dengan pepohonan besar, persawahan dan rumah-rumah penduduk hingga sampai akhirnya ke Kawaci.
Di sambut dengan rintik-rintik hujan dan susah gelap, kami memasuki gerbang yang tidak ada penjaganya. Menunggu sekian lama akhirnya ada Satpam yang datang dan menanyakan maksud kedatangan kami. Setelah menyampaikan keinginan kamu untuk berkemah kamipun di ijinkan masuk. Membawa mobil ke parkiran, melewati jalan menanjak. Tidak terlihat pengunjung lain selain kami bertiga, saya, Revan dan Noey. Setelah parkir dan istirahat di sebuah Gazebo, 2 orang Satpam datang kembali, setelah mengobrol-ngobrol, sembari menunggu ijin dari atasannya untuk berkemah. Setelah beberapa lama akhirnya kamipun diijinkan menginap di sini. Satpam pun meninggalkan kami dengan pesan kalau ingin berkemah di sini sebaiknya datang siang hari untuk perijinan hehehe. Juga sebelum jam 8 sudah beberes karena lokasinya akan dipakai oleh sebuah perusahaan untuk acara gathering.
Karena hujan dan agak malas mendirikan tenda akhirnya kami bertiga tidur di gazebo. Dingin? Tentu saja, kami harus tidur dengan menggunakan jaket dan selimut/sleeping bag.
Kecamatan Nanggung terkenal dengan persawahannya yang spektakuler. Di sini banyak kita temukan persawahan dengan terasering bertingkat-tingkat di perbukitan. Jadi walaupun menempuh perjalanan jauh tidak akan membuat bosan karena mata kita dimanjakan dengan pemandangan yang dan udara yang menyegarkan.
Sampai di pertigaan, lurus adalah menuju Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Malasari dan Citalahap. Tahun 2015 saya pernah melewatin jalan ini ketika berkunjung ke Desa Citalahap menikmati indahnya Perkebunan Teh Malasari, Canopy Trail dan Curug Macan. Arah ke kiri, melewati Jalan Raya Antam, kita menuju ke Kawasan Wisata Cikaret. Melewati perbukitan dengan pepohonan besar, persawahan dan rumah-rumah penduduk hingga sampai akhirnya ke Kawaci.
Di sambut dengan rintik-rintik hujan dan susah gelap, kami memasuki gerbang yang tidak ada penjaganya. Menunggu sekian lama akhirnya ada Satpam yang datang dan menanyakan maksud kedatangan kami. Setelah menyampaikan keinginan kamu untuk berkemah kamipun di ijinkan masuk. Membawa mobil ke parkiran, melewati jalan menanjak. Tidak terlihat pengunjung lain selain kami bertiga, saya, Revan dan Noey. Setelah parkir dan istirahat di sebuah Gazebo, 2 orang Satpam datang kembali, setelah mengobrol-ngobrol, sembari menunggu ijin dari atasannya untuk berkemah. Setelah beberapa lama akhirnya kamipun diijinkan menginap di sini. Satpam pun meninggalkan kami dengan pesan kalau ingin berkemah di sini sebaiknya datang siang hari untuk perijinan hehehe. Juga sebelum jam 8 sudah beberes karena lokasinya akan dipakai oleh sebuah perusahaan untuk acara gathering.
Karena hujan dan agak malas mendirikan tenda akhirnya kami bertiga tidur di gazebo. Dingin? Tentu saja, kami harus tidur dengan menggunakan jaket dan selimut/sleeping bag.
Bermalam di gazebo |
Bermalam di gazebo |
Setelah sarapan dan membereskan semua peralatan masak dan tidur, kami melanjutkan mengeksplor Kawaci ini. sebagai pengelola, PT. Antam (PT. Aneka Tambang) terlihat sangat jeli menata kawasan taman buah ini. Berada di tempat ini berasa berada di taman bermain. Trek dibuat menggunakan paving blok, terdapat gazebo bagi pengunjung untuk menikmati pemandangan dan beristirahat serta toilet yang bersih. Juga terdapat jembatan untuk melintasi kali kecil.
Salah satu spot kece di Kawaci |
Salah satu spot kece di Kawaci dekat Curug Cadas |
Curug Ngumpet |
Curug Cadas |
| ||
Spot kece-Jembatan Merah ikonnya Kawaci |
Spot kece-Jembatan Merah ikonnya Kawaci |
Curug Love
Curug Love berada tidak jauh dari Kawaci, sekitar 1.5km sebelum memasuki Kawaci. Jadi sebelum pulang kami mampir dulu ke curug yang membuat penasaran ini.
Berhenti di papan petunjuk yang
tak terlalu terlihat, kami parkir di rumah warga. Tidak ada penjagaan di sini,
jadi tidak ada biaya parkir ataupun tiket masuk.
Berjalan sekitar beberapa puluh
meter kami melihat penggalian pasir di sungai yang terlihat kering. Sungai inilah
yang menjadi satu aliran dengan Curug Love. Menyusuri pinggir sawah dan
bantaran sungai, tidak beberapa lama kami sudah sampai di Curug Love dari atas.
Plang masuk Curug Love |
Di atas sungai bagian atas,
terlihat beberapa saung yang kosong tak terlihat yang berjualan di sini. Dari atas
terlihat Curug Love yang dimaksud. Terlhat lembah sempit yang dikelilingi oleh dinding
batu yang sangat unik. Tidak ada bentuk Love di bebatuan ini dari atas, karena
nama curug ini diambil dari nama orang yang mempopulerkannya yaitu Bpk. Iwan
Love (nama alias).
Untuk turun ke bawah, kita harus melewati tebing batu (tidak tersedia tangga di sini). Meskipun tidak terlalu sulit dan tidak licin harus tetap hati-hati, karena di bawah, bebatuan siap menunggu kalau kita jatuh hehehehe.
Sampai di bawah, masuk ke ngarai kecil yang terbentuk akibat pengikisan batu sungai oleh aliran sungai ini. Dengan ukuran yang tidak terlalu lebar, dengan panjang sekitar 50m dan berkelok-kelok, tempat ini lumayan untuk mengambil foto-foto. Hanya saja jangan sampai fotonya terllau ke atas karena banyak selang air milik warga yang menggantung di sisi tebing hahahha.
View Curug Love dari atas |
View Curug Love dari atas |
Untuk turun ke bawah, kita harus melewati tebing batu (tidak tersedia tangga di sini). Meskipun tidak terlalu sulit dan tidak licin harus tetap hati-hati, karena di bawah, bebatuan siap menunggu kalau kita jatuh hehehehe.
Sampai di bawah, masuk ke ngarai kecil yang terbentuk akibat pengikisan batu sungai oleh aliran sungai ini. Dengan ukuran yang tidak terlalu lebar, dengan panjang sekitar 50m dan berkelok-kelok, tempat ini lumayan untuk mengambil foto-foto. Hanya saja jangan sampai fotonya terllau ke atas karena banyak selang air milik warga yang menggantung di sisi tebing hahahha.
View kece di Curug Love |
View kece di Curug Love |
View kece di Curug Love |
View kece di Curug Love |
View kece di Curug Love |
View kece di Curug Love |
View kece di Curug Love |
Puas mengambil foto dan terobati
rasa penasaran, kami pun melanjutkan perjalanan. Mudah-mudahan tempat ini bisa
dikelola lebih baik lagi dan lebih diperhatikan kebersihannya dari sampah-sampah
plastik.
Link terkait:
- Curug Cihear dan Pemandian Air Panas Lebak
- Curug Dengdeng-Rumpin
Link terkait:
- Curug Cihear dan Pemandian Air Panas Lebak
- Curug Dengdeng-Rumpin
mantap infonya
BalasHapus