Serunya petualangan ke Curug Mariuk-Ciberem, Bogor...!!!!!!

Mungkin ada di antara pembaca blog saya yang bertanya-tanya, kok blog ini isinya banyak mengenai curug? Hehehehe….
Itu karena 1. Emang suka main air (karena zodiaknya Cancer alias kepiting yang emang suka air……. Hehehehe gak nyambung jadi tolong abaikan. 2. Karena tinggal di Bogor, nah ini masuk akal karena Bogor emang terkenal dengan banyak angkotnya, eh salah, banyak curugnya. Karena masih disekitaran Bogor, berkunjung ke curug-curug di sini tidak terlalu makan waktu dan bisa unplanned/tanpa direncanakan tanpa perlu nginap.

Nah kali ini saya dan Revan, berkunjung ke Curug Mariuk. Sebenarnya ada beberapa rencana selain ke curug ini yaitu ke Curug Dengdeng di Rumpin dan Pura Agung di Ciapus. Dan nama Curug Mariuk cuman sekilas aja saya lihat sewaktu berkunjung ke Curug Hordeng dan Curug Kembar. Jadi lokasi persisnya belum tahu sebenarnya.
Hari Minggu tepatnya tanggal 23 Oktober 2016, jam 6.30 pagi kami berangkat dari Jalan Baru menuju Ciberem. Karena sudah mengetahui kondisi jalan kami memutuskan naik motor ke sana. Tentu saja jalan yang dilalui berbeda dengan jalan ketika ke Curug Hordeng. Kalau dulu naik mobil, silahkan baca di blog berikut: Curug Hordeng.
Pagi itu kondisi mendung. Saya sudah menyiapkan jaket, dry back buat kamera, backpack plus cover dan Tupperware buat menaruh dompet atau filter buat kamera. Juga tidak lupa bawa bekal makanan di box, sayur sama dendeng balado, mantap....hahahaha. Karena mendung dan masih pagi, jalanan sangat sepi, cuman satu dua mobil yang lewat. Setelah melewati jalan Baru, kamu masuk ke Jalan Achmad Adnawijaya (belok kiri di lampu merah Warung Jambu), kemudian masuk Jl. Raden Kan'an lanjut ke Jalan Pangeran Sogiri. Nanti ada petunjuk jalan ke Cimahpar/Sukaraja, ambil kiri. Nah nanti masuk ke Jalan Cikeas Raya, disini kita akan ketemu dengan Telaga Cikeas Resort. Nanti kita akan ketemu Jalan Babakan Madang terus sampai ketemu gerbang Jungle Land. Selanjutnya di kiri gerbang ada jalan desa (Karang Tengah). Nah dari sini kita bisa lanjut menuju Leuwi Hejo, dari Leuwi Hejo masih jalan lagi sekitar 6 km sampai ketemu pertigaan Citereup-Loji Ciberem, ambil arah kanan. Disini jalannya cuman cukup buat satu mobil, jadi yang bawa mobil hati-hati (sebaiknya bawa motor). Disini jalanan lumayan (jelek hehehe), kalau menajak sebaiknya penumpangnya turun apalagi pas hujan. Di portal yang dulu waktu ke Curug Kembar kami nyasar, ambil kiri ternyata rute ke Curug Golek (ada lagi nih wishlist baru hehehe). Dari portal ini terus aja, nanti kita akan ketemu pertigaan, di sini banyak pemuda-pemuda yang jaga, kalau ke Mariuk ke kiri dan ke kanan menuju Curug Hordeng. Di sini saya bayar Rp. 25.000 (motor plus 2 orang).
Di lokasi ini kita bisa melihat pemandangan Bogor, kita bisa melihat Jungle Land dan Pabri Semen Cibinong. Nah, kalau ditanya ke pemuda sana lama perjalanan ke Curug Mariuk, akan dijawab cuman 15 menit (kenyataannya lebih dari 1.5jam hahahaha). Awalnya naik motor dengan pedenya, belum 100 meter ketemu pertigaan, ke kanan atau lurus. Karena yang lurus, jalannya menanjak, kami kira disitulah arahnya curug. Kami pun mengambil jalan lurus.... jeng jeng jeng... karena jalannya Tanah merah berbatu dan licin, akhirnya saya jalan kaki dan Revan harus menggiring motornya.
Sesekali harus didorong karena tidak kuat nanjak dan di suatu titik, motornya jatuh dengan penuh suka cita...... (di sini nih anak dah mulai ngomel-ngomel.. :p ). Akhirnya motorpun ditinggal di pinggir jalan (kata penjaganya sih aman kalo ditinggal karena di monitor). Revanpun akhirnya jalan kaki. Jalan semakin menanjak dan bukit yang dituju kelihatannya gersang. Kami pun mulai ragu ini jalan yang benar. Akhirnya Revan nanya ke petani yang sedang ngurus sapi, eh ternyata jalannya pas di pertigaan tadi harus ambil kanan... ya ud... kamipun balik ...
Setelah sampai dipertigaan, kami ambil jalan satu lagi.
Memasuki rute ini, kita masuk area perkebunan dengan jalan basah, Revan naik motor lagi, cuman beberapa ratus meter akhirnya nyerah dan motor ditinggal dipinggir jalan. Di kiri kanan kita bisa lihat perkebunan singkong, pisang dll.
Msih jauuuuuh...
Di kejauhan kita bisa memandang kota di bawah dan perbukitan berlapis-lapis. Kira-kira 30 menit jalan kami menemukan warung kecil, tuisannya sih warung Pak Kumis, tapi tidak ada yang jualan alias kosong. Kami berhenti sejenak dan melanjutkan perjalanan.

Warung Pak Kumis
Perjalanan selanjutnya kami memasuki perkebunan bamboo dengan suasana yang lebih gelap/rindang serta lebih basah. Sesekali keluar menyusuri pinggir bukit dengan pemandangan lembah di sebelah kanan. Selanjutnya kami memasuki perkebunan kopi yang rapat. Oh iya, trekking ini terbantu karena ada aliran pipa PVC yang berdasarkan pengalaman selalu berujung ke air terjun. Nah di bukit di samping kanan kami melihat air terjun yang menurut nformasi itu adalah Curug Kembar.
Mengikuti pipa alir akhirnya kami sampai di air terjun Mariuk. Seperti di Leuwi Hejo, kita menemukan aliran sungai yang cukup besar (dan sangat-sangat jernih tentunya). Cuman bedanya di Leuwi Hejo aliran sungainya landau dan banyak kolam-kolam sehingga banyak pilihan untuk bermain air buat anak-anak. Di sini karena berada di atas bukit, aliran sungainya melewai bebatuan besar dengan kontur yang curam, sehingga air yang mengalir banyak membentuk curug-curug kecil di alirannya.... wow kakak wow....
Untuk menuju Curug utama kita harus sedikit mendaki, melewati bebatuan besar.  Ada 2 alternative, nanti ada jalur ke kiri lewat atas atau mengikuti aliran sungai melewati bebatuan besar dan arus yang lumayan kencang. Nah (karena gak tahu ada jalan yang diatas) kami melewati bebatuan besar. Untung dibantu oleh pengunjung yang duluan datang (ada 6 orang anak muda yang motornya di parkir di Warung Pak Kumis :D ).
Sampai di depan curug di atas batu besar... jam menunjukkan sekitar jam 10 lewat. okasi yang pas buat berenag dan motret.... Kalau saya bandingin dengan Leuwi Hejo, curug ini lebih bagus. Kalau di Leuwi Hejo, cari posisi yang enak di depan curugnya aja susah.
Cuman motret sebentar, saya dan Revan gentian loncat hehehehe.... segernya.... Kolamnya sepertinya dalam banget karena pas loncat dari atas kita tidak sampai didasar hehehe.
6 orang anak muda yang kami temui sepertinya grup pertemanan yang hoby traveling. Perlengkapannya juga lengkap loh, dan anak-anaknya asik, becanda muluk hehehehe...
Sekitar jam 12 hujan mulai turun. Air yang mengalir semakin deras. Di sini saya sedikit kena musibah :(. Pas abis berfoto deket air terjun dan kembali ke seberang, pas di mulut aliran, yang tadinya arusnya gak terlalu deras, tiba-tiba saya keseret ke bawah melewati bebatuan besar, dan terhenti setelah memegang batu di bawah yang alirannya gak terlalu kuat. Alhasil, pinggang sakit dan kedua lutut berdarah.... namanya kecelakaan, datang tiba-tiba tanpa kita sadari :(
Hujan semakin deras, rombongan anak muda ini memasah sheet buat berteduh. Karena lapar, saya mengeluarkan bekal dari rumah dan berbagi makanan. Selesai makan karena hujan tidak berhenti akhirnya saya dan Revan pamit duluan, karena kelamaan duduk cuman buat badan makin menggigil.
Turun dari curug utama kami melewai jalan atas, dan menuju curug dibawah. Lokasinya sekitar saung kecil dari bambu yang sudah rusak. Tidak kelihatan jalan menuju sungai, jadi kami turun melewai bebatuan yang tertutup semak. DI bawah... jeng jeng jeng, ada 2 curug kecil yang sangat bagus sekali..... Kami mengambil beberapa foto lagi di sini.
Jiah... kecelakaan lagi deh, pas ambil posisi di tengah sungai, saya kirain dangkal (karena kelihatan batu), pas melangkah tiba-tiba  saya terperosok seperti ada lobang, pas masuk kedalam basah deh jaket yang dipakai sampai kedalam-dalam hahahaha.
Oke, setelah sesi foto selesai kami melanjutkan perjalanan, masih suasana hujan. Sampai di warung Pak Kumis kami berhenti sebentar. Gak cukup 5 menit kami melanjutkan perjalanan sampai bertemu motor Revan. Saya tetap jalan kaki sampai pertigaan Curug Mariuk-Curug Kembar. Selanjutnya naik motor. Perkiraan turun dari curug hampir 2 jam karena hujan dan jalanan yang licin dan berlumpur hehehhe.
Jalan pulang
Jalan pulang
 Menuju rumah kami mampir dulu makan bakso (katanya) langganan si Revan di depan SDN 1 Babakan Madang. Emang enak sih, bakso urat yang gede banget hahahaha.
Ini loh bakso nya :D
Setelah makan kita melanjutkan perjalanan sampai ke rumah sekitar jam 5 sore....
Gimana temen-temen seru banget kan petualangan kali ini hehehhee.....
Ayo ke sini...

Komentar

  1. Kalo naik angkutan umum bisa ga, rutenya gmana, mohon bantuan nya krn sy dr tangerang makacii kakak

    BalasHapus
  2. Wah kalo Angkot kayaknya gak ada ya :D. Kalo mau naik angkot mungkin bias di sewa rame-rame. Lewat Sentul City, jalannya lurus aja pasti pada tau kok :D

    BalasHapus
  3. Balasan
    1. Wah gak ada mbak.... ini dipuncak bukit kok..masih alamai. gak ada yang jaga. Gak ada yg jualan juga loh jadi harus bawa bekal sendiri.. Sepi banget kok ini.... Oh iya... saya gaak ganti baju hehehe... basfah2 aja pulangnya kebetulan hujan naik motor

      Hapus
  4. Hallo mas, mau nanya dari tempat tiket ke parkiran motor bagus gak jalurnya buat motor? Terus dari parkiran motor ke Mariuknya berapa lama? Terimakasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Wah jalurnya gak cocok buat motor mas, sebenarnya buat trekking, jadinya jelek apalagi hujan licin banget. Kalo bisa pun, tetap berenti di tengah perjalanan ada saung kecil, dilanjutkan trekking ke atas bukit. Kira2 1-1.5 jam, kalo hujan lebat bisa 2 jam (saya pas turun hujjan lebat jadinya lama)

      Hapus
    3. jadi di sana parkir baiknya di deket tempat beli tiket ya bang? Sepanjang jalur trekking, bisa nemu curug lain selain mariuk gak bang?

      Hapus
    4. Bawa motor juga gak apa2 sebisanya aja. Tar parker disepanjang jalan, aman kok. Atau parkir di warung di akhir jalan, selanjutnya jalan kaki. Kalau saya sih jalan dari parkir karna motornya susah dan kadang2 dituntun ama temen. Di sekitar curgnya banyak curug2 kecil. Gak tau kalau ke atas nya. Kalau mau silahkan jelajah ke atas :D

      Hapus
    5. Terimakasih mas atas infonya, kemarin banget saya baru dari sana, air terjunnya ga begitu deras dan airnya sangat jernih sekali, ditambah waktu itu cuma group kita aja yang menikmati curug ini. Jelas curug ini sepi, wong kesini aja kayak naik gunung, 1 jam kite tempuh jalan kaki hahaha.

      Hapus
    6. Wuih... akhirnya kesampaian juga ya mas ke sini hehehe. Ayo.. explore yang lain lagi..

      Hapus
  5. Mas mohon info pas kerah curug setlah plang ijo isi nya "track 1234" kan ketemu pertigaan yg lurus nanjak yg kenan landai itu kita yg kmna yaa??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah kayaknya mas salah jalan, itu ke arah Curug Golek mas, ambil kiri yg ada hutan pinus, terus aja ada kebon ambil kiri ke arah lembah, tar disana ada CUrug Golek. Coba Tanya penduduk sekitar karena gak ada penunjuk arahnya. Kalau Curug Mariuk mas ke arah CUrug Hordeng/CUrug Kembar, nanti ada pos yg dijaga pemuda yang mengarahkan ke Curug Mariuk.

      Hapus
  6. kl mau nginep titip motor di warung terakhir bisa ngga om? kayanya seru nih kl nginep, soalny dengkul kudu istirahat kl melihat treknya yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nginep maksudnya nge-camp ya? pasang tenda? waduh gak bias nitip, itu warung gak ditempatin, bukan rumah tinggal, kadang2 kosong gak jualan. Dan itu di tengah hutan..... tar ilang :D. Coba titip di rumah warga, tapi nanti jalannya pasti jauh banget

      Hapus
    2. Kak mw tanya, ? Kira kira kalo pake mobil travel mentok parkir nya jauh ama lokasi curug gx???

      Hapus
    3. Sebaiknya jangan pakai mobil. Pakai motor aja. Mobil travel? yg ukuran seberapa? ini naik ke bukit2 ddgn jalan kecil dan belokan/turunan tajam. Kalo mobil pake yg kecil semacam Jazz. Dari parker trekking ke puncak bukit kira2 1,5 jam normal, bias lama kalo hujan atau ada yang lambat.

      Hapus

Posting Komentar

Leave you message here...!!!
Tinggalkan komentar Anda di sini...!!!!

Postingan populer dari blog ini

Selabintana Juga Punya Curug Cibeureum..... !!!

Wisata Tenjolaya-Bogor Part X: Curug Ciseeng

Eksplor Solok Selatan Bagian 4: Kebun Teh Alahan Panjang, Mesjid Tuo Kayu Jao dan Danau Di Ateh (Danau Kembar)