Sukabumi: Sensasi Therapi Air Panas Cisolok dan Pesona Pantai Karang Hawu

Masih di hari ke-3 dalam rangkaian trip libur panjang Idul Adha, kami berangkat dari Sawarna sekitar jam 2 siang. Kita melewati Jalan Raya Sawarna-Bayah atau dari Sawarna kita menuju Timur ke arah Sukabumi. Di 10 km jalanan lumayan jelek, aspalnya berlubang-lubang, dan seperti kontur jalan sebelumnya, naik turun dan berkelok-kelok. Pemandangan di kiri-kanan adalah perkebunan karet dan jati. Rumah-rumah jarang ditemui. Karena kondisi jalan yang jelek, kita harus ekstra hati-hati.
Kemudian kita akan ketemu pertigaan, sebelah kiri adalah Jalan Nasional III, ini adalah jalan utama dari Banten kalau kita mau ke Sukabumi tapi tidak melewati Sawarna. Nah mulai dari sini kita sudah memasuki kawasan yang lumayan rame, dan jalanannya juga bagus.
Seperti motto traveler pada umumnya... nikmatin aja perjalanannya.. biasanya ada kejutan-kejutan di perjalanan.
Melewati gapura perbatasan antara Banten dan Jabar yang dibatasi sebuah sungai, kita terus melewati perbukitan... Dan akhirnya voilaaaaa..... kita sampai di Puncak Habibie.....
Ini adalah titik pandang terbaik untuk melihat jelas teluk Pelabuhan Ratu..... dengan garis pantai putih dengan ombaknya, perbukitan yang penghijau dan langit biru. Istirahat sambil menikmati minuman di warung-warung dipinggir lembah sangatlah sempurna... so Nikmat Tuhan apalagi yang kau dustakan?...
Puncak Habibie
Puncak Habibie
Puncak Habibie
Setelah puas foto-foto kami melanjutkan perjalanan, baru berapa ratus meter agak ke bawah kami berhenti lagi, pemandangan dari sudut ini tidak kalah bagusnya. Kami mengambil beberapa foto lagi kemudian melanjutkan perlanan.
Tentu saja setelah melewati puncak, kita akan melewati jalan menurun, baru sekitar 2 kelokan kami berhenti lagi hehehhe. Di sebelah kanan di warung yang menjual kelapa ijo kami berhenti lagi, pemandangan di sudut ini juga lumayan bagus. Kami beli 1 kelapa ijo aja..... disini lumayan banyak traveler yang berhenti meski cuman mengambil beberapa foto dan kemudian melanjutkan perjalanan.
Kira-kira beberapa kilo kemudian kami bertemu dengan pertigaan, jika ke kanan menuju Air Panas Cisolok dan kanan ke Pelabuhan Ratu.
Setelah diskusi plus debat, karena saya mau ke Pelabuhan Ratu buat ngejar sunset sementara yang lain ke Air panas baru ke Pelabuhan Ratu. Akhirnya kita memutuskan ke Air Panas dulu. Dari pertigaan ke lokasi air panas kira-kira 3 km aja.
Nanti di gerbang yang dijaga petugas kita harus membayar biaya masuk, untuk mobil (penumpang tidak bayar) dipungut Rp. 20rb.
Biaya masuk kolam air panas
Beberapa ratus meter ke depan kita menemukan lokasi parkir yang lumayan luas. Di sekelilingnya berderet-deret pedagang yang menjual aneka makanan dan pakaian. Untuk meunju lokasi air panas kita harus jalan sekitar 200m, menuruni anak tangga dan melewati jembatan gantung yang dibawahnya mengalir sungai.
Di seberang sungai ada lagi anak sungai, nah di sini kita akan menemukan mata air panas alami. Air panasnya berbeda dengan air panas yang bisa karena air panasnya memancar dari tanah ke atas, seolah-olah berasal dari jet pump.  Dari pancaran ini, uap panas akan menyebar kemana-mana sehingga area sekitar menjadi seolah-olah berkabut. Padahal uap panas.
Ada 2 mata air panas yang utama di anak sungai ini yang dibatasi oleh pagar pengaman. Yang pertama bisa langsung kita temui karena lokasinya pas kita sampai di area. Di sini banyak pengunjung berkumpul karea di atas ada gazebo yang dipakai buat istirahat. Yang pertama ini air nya sangat panas, mungkin sekitar 80 derajat. oleh pengelola ditutup dengan batu-batu sehingga alirang air yang keluar jadi kecil dan pancarannya juga jadi tinggi dan menyebar. Pas saya mendekat ke sumber mata air, tiba-tiba di terpa tampias yang mengenai pundak dan punggung yang serta merta membuat saya menjauh... panas bangeeet hahahaha. Sementara pengunjung lain berkumpul di sekitar sumber sambil berendam disungai, mungkin ini mengurangi rasa panasnya.
Nah di atas/hulu, sekitar 20 meter terdapat sumber mata air panas yang lebih besar, disini banyak banget pengunjung berkumpul di sekitar sumber. Uap yang dihasilkan di sini sangat banyak, mungkin karena mata airnya lebih besar. Di sini banyak pengunjung berkumpul di sekitar sumber mata air ini. Kita bisa merasakan sensasi sauna alam hehehehe....
Di sini tiap langkah harus kita perhatikan karena banyak mata air yang memancar, jika mengenai kulit bisa membuat agak shock dan terkejut. Ini saya alami ketika menuju mata air ke dua, di arah dinding, ketika melangkah tiba-tiba betis kanan saya berasa di gigit sesuatu yang membuat sedikit shock saking panasnya, juga perut saya juga kena... aduuuh panas... :p
Oh iya, air panas ini juga dimanfaatin oleh beberapa pengunjung buat merebus telor loh hehehe
Oh iya, di atas sungai ini juga ada jembatan bambu yang digunakan buat foto-foto....
Karena hari sudah sore dan kami belum dapat penginapan, kami putuskan ke Pelabuhan Ratu buat mencari penginapan sekaligus mengejar sunset. Di parkir saya agak terkejut karena mobil kok tiba-tiba agak kinclong dan terkejut lagi tiba-tiba ada anak-anak dating minta bayar Rp. 15rb.... otak saya mulai menghubungkan 2 peristiwa ini... mobil kinclong dan Rp. 15rb..... oh jadi mobil saya dibersihin tanpa perintah dan harus bayar Rp. 15rb.... oke.... (bayar sambil ngedumel...)!!!
Mentari sudah condong ke ufuk barat, kami menyusuri jalan sepanjang Pelabuhan Ratu, tepatnya Karang Hawu. Di kiri kanan jalan banyak hotel dan homestay (banyak nya sih dah tua-tua seiring dengan kepopuleran object wisata ini heheheh). Awalnya kami mampir disalah satu homestay, tapi tidak cocok. Yang kedua kami putuskan menginap disini. Nama penginapannya Phil*ta, satu kamar ada 1 tempat tidur ukuran gede (jadi kami harus tidur melintang biar muat 3 orang ahahhaha). Tarifnya Rp. 350rb per malam. View nya lumayan, dipinggir pantai dibatasi pagar, dan ada tamannya. Setelah menurunin barang, kami menuju Karang Hawu.
Sunset hari itu kurang wah... tertutup awan jadinya gagal deh hehehe. Tapi lumayan juga ambil foto dengan view karang-karang yang unik dengan ombak besar khas Pantai Selatan.
Sunset arah ke timur
Karang Hawu, kata Revan sih Hawu itu artinya tungku jaman dulu, yang ada bolongannya buat niup. Nah cocok kan, karang-karang disini bolong-bolong/berongga, ketika ombak dating dan menghempas karang, masuk ke rongga-rongga karang. Ketika ombak balik, maka akan balik melewati rongga-rongga itu. Nah, kebayang kan kalau ada yang jatuh, kecil kemungkinan selamat, karena di balik karang adalah laut yang dalam dan berpalung. Kamu sering baca berita kan kalau banyak yang tenggelam dan tidak ditemukan mayatnya, selain palung juga ditambah legenda rakyat, Nyi Roro Kidul alias Ratu Pantai Selatan.
Di sini kami (tepatnya Tantan dan Revan bermain air/ombak) saya mah foto-foto aja hehehe.
Nah disini ada peristiwa yang membuat kami panic, shock dan sekaligus menyebaikan. Ada seorang pengunjung yang nekat foto-foto (cuman buat selfir dengan momen ombak memecah karang) disekitar bolongan karang yang menjadi ikon karang hawu. Padahal sudah saya teriak supaya jangan foto disana, tapi tetap ngeyel, eh malah berdiri tepat diatas bolongan karang. Saya sih udah bergidik aja. Benar, pas ombak dating menerjang dia, dan jatuh ke kolam bawah, dan ketarik ombak, dia pun gelagaban dan pucat. Tantan lari pengen bantu dia, pas berdiri dianya malah berkata.. 'ah gak apa-apa ada banyak karang yang nahan'.... Bukannya menjauh eh dianya malah berdiri lagi dekat sih. Kami pun kesal minta ampun sampai malamnya dan besoknya masih jadi bahan percakapan kami bertiga sambil ngedumel..... coba saja ombak yang dating lebih gede saya yakin tuh orang dah masuk berita di Koran besoknya.... :(.
Mudah-mudahan traveler bersangkutan membaca cerita ini dan juga jadi bahan pelajaran buat yang lain...
Nah setelah puas bermain kami kembali ke penginapan dan bersih-bersih. Acara makan malam kali ini diisi oleh menu seafood hehehhe... kami memilih rumah makan di pinggir jalan seberang Pantai Karang Hawu. Di banding Sawarna tentu saja harganya lebih mahal tapi di menu ada kok daftar harganya jadi kita tidak akan merasa tertipu cuman terserah kita mau makan apa hehehe.\
Malamnya kami istirahat dan bobo-bobo ganteng.......
Bangun pagi, saya jalan ke pantai memoto sunrise, tapi lokasi Karang Hawu bukan lokasi buat sunrise jadilah mataharinya muncul dari balik perbukitan hehehehhe, tapi lumayan sih ambil fotonya...
Sunrise di Karang Hawu
Sekitar jam 7, sarapan ama gorengan, kami lebih mengexpore Karang Hawu, bermain air di karang-karang yang punya kolam-kolam alami memberikan sensasi tersendiri. Bermain dikolam lebih aman, karena kita di dalam kolam, jadinya pas ada ombak besar cuman lewat di atas kepala hehehe.... nunduk ya...
Awas nunduk...
Bos mafia Tantan lagi dipijit... :p
Berjalan ke arah atas, kita akan menemukan pemandangan yang super menakjubkan, karang-karang besar dengan ronga-ronga besar yang membuat takjub sekaligus bergidik. Di sini kita harus hati-hati sekali berjalan atau meloncat. Juga kita bisa menemukan kolam-kolam alami di karang-karang yang digunakan pengunjung untuk berendam dan berenang.
Juga ada jembatan bambu yang menghubungkan 2 karang besar yang dibawahnya mengalir air laut bekas terjangan ombak (gak kebayang kalo ada yang jatuh ke sana hiii...).
Sesuai dengan namanya... Karang Hawu

Setelah puas foto-foto kami pun menuju penginapan, bersih-bersih dan check-out. Tujuan selanjutnya, balik lagi ke Air Panas Cisolok, buat mandi plus massage air panas hehehe...
Kami jalan ke air panas kira-kira jam 9 lewat. Belajar dari pengalaman kemaren, kami kasih tau anak-anak yang disana supaya jangan mencuci lagi mobil hihihi.....
Oh ya, saya belum sebutin, di sini ada juga kolam-kolam air panas buat dewasa dan anak-anak, kolam nya dilindungi atap jadi gak kena matahari. Kalo cuman mandi cukup bayar Rp. 2.500. Kalau mau pijit Rp. 35rb. Saya dan Tantan ambil pijit plus di scrub belerang, jadinya Rp 50rb sedangkan Revan cuman dipijit sambil berendam air hangat.
Enaknya dipijit plus body scrub ama belerang :p
Wajahpun di scrub belerang
Unjuk pijit ada kamar-kamar kusus yang didalamnya ada tempat berbaring. Sebenarnya sih biasa aja sih dipijit, tapi yang gak biasanya sambil disiramin air panas sama di scrub belerang. Setelah di pijit, badan kita di semprot air hangat layaknya mobil lagi dicuci hehehe.
Hot water jet hehehe
Setalah pijit, kami pesan teh manis hangat sambil ngadem beralaskan tikar sewaan di bawah pohon..... indahnya....
Sebelum pulang saya belu scrub belerang Rp.10rb 1 botol dan minyak buat obat luar Rp. 10rb per botol.
Tepatnya jam 12.15 kami melanjutkan perjalanan pulang, lewat Sukabumi via Cibadak terus ke ciawi..... hmmmmm macetnya masbro, padahal lagi gak libur alias hari kerja, makan waktu hampir 6 jam mencapai Jakarta.....
Mudah-mudahan macet nya "agak" teratasi kalau tol yang lagi dibangun oleh seorang pengusaha terkenal selesai yang menghubungkan Bogor dengan Kid Park yang katanya lebih besar dari Universal Studio. Kita lihat aja akankah macetnya berkurang atau tambah macet .....
Ah......sudahlah, melihat kemacet ini cuman bisa dinikmati sambil memandang gugusan Gunung Salak-Pangrango.... this is a journey, is not about destination....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selabintana Juga Punya Curug Cibeureum..... !!!

Wisata Tenjolaya-Bogor Part X: Curug Ciseeng

Eksplor Solok Selatan Bagian 4: Kebun Teh Alahan Panjang, Mesjid Tuo Kayu Jao dan Danau Di Ateh (Danau Kembar)